KOMPASIANA---Berinvestasi saham itu butuh persiapan matang. Ada yang perlu dipelajari hingga akhirnya memutuskan mengelola investasi dengan tepat.
Tidak terlalu sulit, karena kini sudah banyak beragam tutorial yang bisa diikuti. Tapi, tetapi saja jika langsung terjun untuk berinvestasi maka akan berdampak buruk atau rugi.
Ikut beberapa seminar saham, misalnya, itu bisa cukup membantu pondasi untuk berinvestasi. Apalagi jika mengikuti seminar ada sesi tanya-jawab yang membuatmu makin yakin atas keputusan investasi.
Sudah banyak contoh nyata yang kita temui dari mereka yang asal sekadar berinvestasi tanpa pemahaman yang cukup. Karena kini instrumen untuk melakukan itu sudah ada dan banyak.
1. Sukses Investasi Saham, Jangan Modal Nekat!
Banyak orang nekat terjun ke dunia saham tapi tidak punya cukup modal. Bisa karena kurang modal pemahaman hingga uang yang digunakan.
Hal ini menurut Kompasianer Rita Mf sangat membahayakan, sebab saham merupakan investasi high risk alias berisiko tinggi.
Memang tidak bisa dipungkiri kalau tingkat keuntungannya juga tinggi, tapi jika belum menguasai persahaman yang dikhawatirkan modaltidak kembali dan utang bertambah banyak.
"Iulah kenapa sebaiknya dalam memilih investasi saham uang yang digunakan betul-betul uang tak terpakai, bukan uang hasil utang, sebab naik turunnya harga saham tidak bisa ditebak," tulis Kompasianer Rita Mf. (Baca selengkapnya)
2. Hindari Mental "FOMO" Saat Investasi Saham
Kompasianer Jose Hasibuan menceritakan pengalamannya ketika bertemu teman lama yang ingin belajar investasi saham.
Dari percakapan yang terjadi itu, seolah sudah tidak sabar ingin tahu dari A ke Z soal saham hanya dalam sekejap saja. Apalagi ketika Kompasianer Jose Hasibuan menunjukan portofolio yang sedang untung saat itu.
"Kalau begitu kasi contekan ya kalau mau beli saham lagi, supaya saya ikutan cuan," tulis Kompasianer Jose Hasibuan, menceritakan temannya.
Sebenarnya itu yang dihindari ketika berdiskusi tentang saham, yaitu mental FOMO seseorang.
"Seseorang harus dengan keyakinan sendiri untuk memutuskan berinvestasi pada suatu saham tertentu," lanjutnya.