Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Sukses Investasi Saham, Hindari Mental "FOMO"

Kompas.com - 02/07/2021, 16:16 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Berinvestasi saham itu butuh persiapan matang. Ada yang perlu dipelajari hingga akhirnya memutuskan mengelola investasi dengan tepat.

Tidak terlalu sulit, karena kini sudah banyak beragam tutorial yang bisa diikuti. Tapi, tetapi saja jika langsung terjun untuk berinvestasi maka akan berdampak buruk atau rugi.

Ikut beberapa seminar saham, misalnya, itu bisa cukup membantu pondasi untuk berinvestasi. Apalagi jika mengikuti seminar ada sesi tanya-jawab yang membuatmu makin yakin atas keputusan investasi.

Sudah banyak contoh nyata yang kita temui dari mereka yang asal sekadar berinvestasi tanpa pemahaman yang cukup. Karena kini instrumen untuk melakukan itu sudah ada dan banyak.

1. Sukses Investasi Saham, Jangan Modal Nekat!

Banyak orang nekat terjun ke dunia saham tapi tidak punya cukup modal. Bisa karena kurang modal pemahaman hingga uang yang digunakan.

Hal ini menurut Kompasianer Rita Mf sangat membahayakan, sebab saham merupakan investasi high risk alias berisiko tinggi.

Memang tidak bisa dipungkiri kalau tingkat keuntungannya juga tinggi, tapi jika belum menguasai persahaman yang dikhawatirkan modaltidak kembali dan utang bertambah banyak.

"Iulah kenapa sebaiknya dalam memilih investasi saham uang yang digunakan betul-betul uang tak terpakai, bukan uang hasil utang, sebab naik turunnya harga saham tidak bisa ditebak," tulis Kompasianer Rita Mf. (Baca selengkapnya

2. Hindari Mental "FOMO" Saat Investasi Saham

Kompasianer Jose Hasibuan menceritakan pengalamannya ketika bertemu teman lama yang ingin belajar investasi saham.

Dari percakapan yang terjadi itu, seolah sudah tidak sabar ingin tahu dari A ke Z soal saham hanya dalam sekejap saja. Apalagi ketika Kompasianer Jose Hasibuan menunjukan portofolio yang sedang untung saat itu.

"Kalau begitu kasi contekan ya kalau mau beli saham lagi, supaya saya ikutan cuan," tulis Kompasianer Jose Hasibuan, menceritakan temannya.

Sebenarnya itu yang dihindari ketika berdiskusi tentang saham, yaitu mental FOMO seseorang.

"Seseorang harus dengan keyakinan sendiri untuk memutuskan berinvestasi pada suatu saham tertentu," lanjutnya.

Lewat keyakinan ini akan menyiapkan mental apapun yang terjadi pada saham yang telah dibeli, termasuk jika sesaat setelah dibeli lalu saham merugi. (Baca selengkapnya)

3. Beli Saham Pakai "Uang Panas", Bukan Investasi tapi Judi

Berinvestasi saham sepertinya sudah mulai menjadi tren belakangan ini khususnya di kalangan anak muda.

Satu hal penting yang selalu diingatkan bagi siapapun yang ingin membeli saham itu gunakanlah uang dingin, jangan uang panas.

Komapsianer Stevan Manihuruk menjelaskan, maksudnya uang yang benar-benar sudah kita siapkan untuk berinvestasi, uang yang memang tidak digunakan dalam waktu dekat.

"Mengapa harus demikian? Faktanya bahwa pasar saham terkenal sangat fluktuatif. Harga-harga saham bisa naik dan turun, tanpa bisa diduga," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com