JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mampu lebih tinggi dari 5 persen, seperti capaian pada masa sebelum pandemi Covid-19.
Hal itu dikarenakan nilai incremental capital output ratio (ICOR) yang terbilang masih tinggi.
ICOR merupakan rasio antara tambahan investasi dengan pertumbuhan output yang berfungsi untuk menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Semakin tinggi nilai ICOR, maka semakin tidak efisien investasi di negara tersebut.
Kepala Center of Macroeconomic and Finance Indef, M. Rizal Taufikurahman mengatakan, nilai ICOR yang masih di atas Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukan perbaikan iklim usaha dan pertumbuhan industri sangat berat untuk mendongkrak ekonomi ke depan.
Baca juga: PPKM Darurat, Sri Mulyani Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tak Sampai 6,5 Persen
"ICOR yang masih jauh dari harapan, di mana angkanya sampai sekarang 6,8 persen, di atas dari pertumbuhan ekonomi kita, yah katakanlah dengan tahunan (2019) minus 2,07 persen, ini semakin jauh," ujarnya dalam webinar Indef, Minggu (4/7/2021).
Oleh sebab itu, ia menilai, perlu adanya kebijakan menurunkan ICOR melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan nilai tambah melalui dorongan teknologi, dan peningkatan produktivitas industri pengolahan.
"Industrialisasi ini menjadi urgent dalam menjawab tantangan ke depan. Saya kira di tengah pandemi seharunya (mendorong) industri pengolahan berbasis sumber daya alam yang sangat melimpah di Indonesia, tentu dalam hal ini manajemen pengelolaan juga menjadi perhatian penting," jelas dia.
Rizal mengatakan, efisiensi pada investasi menjadi hal yang perlu benar-benar diperhatikan, bukan hanya sekedar reformasi fiskal melainkan perlu diimbangi dengan perbaikan iklim investasi.
Opini di publik mengenai kasus korupsi, birokrasi yang terlalu panjang, hingga akses keuangan yang masih cukup berat, sangat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.
"Jadi ada beberapa aspek yang mestinya perlu diperbaiki dari hal-hal itu," katanya.
Baca juga: Tahun 2021, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Tumbuh 4,7 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.