Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titah Luhut ke Produsen Oksigen RI: 100 Persen untuk Medis!

Kompas.com - 05/07/2021, 08:05 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan agar produksi gas oksigen sepenuhnya diarahkan untuk kepentingan medis.

Hal ini disampaikan di sela membahas mengenai kesiapan Rumah Sakit (RS) Lapangan dan kemampuan ketersediaan oksigen selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Minggu (4/7/2021).

Luhut menyebut, pasokan ketersediaan oksigen menjadi masalah yang harus langsung segera ditangani. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan permintaan oksigen menjadi 5 kali lipat.

Baca juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Untuk Penuhi Kebutuhan Oksigen Dalam Negeri

Untuk itu, Luhut dalam rapat ini langsung berkoordinasi dengan Kemenperin agar pencatatan kebutuhan oksigen dirapikan di setiap kota.

“Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua full ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi,” tegasnya, dikutip dari keterangan resmi pada Senin (5/7/2021).

Menanggapi hal tersebut Kemenperin menyatakan bahwa, para produsen gas oksigen sudah 100 persen diwajibkan untuk menggeser produksi oksigennya ke oksigen medis.

Dengan begitu, bisa didapat 1.700 ton per hari nasional. Dari jumlah itu, 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa. Industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengkonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi.

Selain itu beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank untuk penanganan pasokan oksigen. Terdapat 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok pada 06 Juli 2021.

Baca juga: Permintaan Oksigen Konsentrator Terkerek Naiknya Kasus Covid-19

Kemudian 5 unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba pada 09 Juli di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan 4 unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira 4 hingga 5 hari perjalanan laut.

Terakhir, akan ada tambahan 3 ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1 m3.

Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1315 ton per hari.

Selain membahas persoalan kelangkaan tabung oksigen, Luhut juga membahas sejumlah kebutuhan lainnya untuk menangani pasien Covid-19.

“Di sini kita ada lonjakan penyebaran kasus Covid-19, sehingga PPKM Darurat sudah kita lakukan mulai kemarin sampai nanti 20 Juli 2021. Untuk itu, kita gerak cepat memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alkes kita, seperti kesiapan RS Lapangan dan pasokan oksigen,” ujar Menko Luhut.

Baca juga: Kemenperin Diminta Dorong Industri Pasok 90 Persen Oksigen Buat Medis

Untuk itu percepatan perlu segera dilakukan. Pertama adalah RS Lapangan di Wisma Haji Pondok Gede yang kedelapan gedungnya akan difungsikan untuk perawatan intensif, gejala sedang, dan asrama perawat.

Pemanfaatan dari ruangan nantinya memperhatikan zoning risiko, sirkulasi udara, akses dan jalur lalu-lintas petugas, pasien, logistik, dan barang bersih atau kotor.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com