Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Minta Kemenkes Kerahkan Mahasiswa Kedokteran Bantu Vaksinasi

Kompas.com - 05/07/2021, 17:45 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar vaksinasi Covid-19 terus digencarkan.

Salah satu perintahnya ditujukan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Luhut meminta Kemenkes untuk dapat mengerahkan mahasiswa kedokteran tingkat akhir untuk meningkatkan jumlah tenaga vaksinator yang ada.

“Saat ini masih banyak titik-titik yang beroperasi hanya 2-3 minggu saja, hal ini menyebabkan capaian vaksinasi harian mengalami fluktuasi,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Luhut Ungkap Rencana Pemerintah Impor Oksigen Konsentrator

Untuk itu, Luhut kembali menegaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi harus bisa berjalan lancar tanpa ada batasan.

“Mengenai vaksinasi saya pikir semua KTP berlaku dimana-mana, jangan sampai orang mau vaksin itu gak boleh karena KTP,” tuturnya.

Luhut ingin memastikan agar proses vaksinasi berjalan dengan baik untuk dapat mencapai target vaksinasi 1 juta orang per hari di bulan Juli dan 2 juta di bulan Agustus.

“Saya minta Kemenkes, Pemprov, TNI, dan Polri menentukan titik-titik sentra vaksinasi yang akan terus beroperasi sampai 31 Desember 2021 disertai kapasitas vaksinasi harian dan jumlah tenaga vaksinator tersedia,” tutur Luhut.

Sebelumnya, Luhut juga membahas sejumlah kebutuhan lainnya untuk menangani pasien Covid-19, dalam rapat koordinasi Bersama kementerian/lembaga terkait.

“Di sini kita ada lonjakan penyebaran kasus Covid-19, sehingga PPKM Darurat sudah kita lakukan mulai kemarin sampai nanti 20 Juli 2021. Untuk itu, kita gerak cepat memenuhi kebutuhan produk farmasi dan alkes kita, seperti kesiapan RS Lapangan dan pasokan oksigen,” ujar Luhut.

Baca juga: Luhut Pastikan Penimbun Oksigen dan Obat Akan Dapat Ganjaran

Untuk itu percepatan perlu segera dilakukan. Pertama adalah RS Lapangan di Wisma Haji Pondok Gede yang kedelapan gedungnya akan difungsikan untuk perawatan intensif, gejala sedang, dan asrama perawat.

Pemanfaatan dari ruangan nantinya memperhatikan zoning risiko, sirkulasi udara, akses dan jalur lalu-lintas petugas, pasien, logistik, dan barang bersih atau kotor.

“Satu gedung nanti untuk perawatan intensif, kemudian lima gedung untuk gejala sedang, dan dua gedung untuk asrama perawat. Setiap gedung, punya kamar yang dimanfaatkan sebagai ruang tindakan, ruang farmasi, laundry, dan ruang petugas. In total, kita punya 785 tempat tidur (TT),” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat rapat Bersama Luhut.

Untuk Wisma Haji Pondok Gede ditargetkan mampu menerima 600 hingga 700 pasien komorbid. Dengan kapasitas seperti ini, tenaga kesehatan nantinya juga akan didatangkan dari luar Pulau Jawa untuk membantu menangani pasien yang ada di sini.

“Tenaga kesehatan yang datang dari luar Pulau Jawa ini nantinya akan membantu di RS Lapangan Wisma Haji. Kami sudah koordinasi dengan Menteri PUPR agar disediakan tempat tinggal bagi mereka,” papar Budi.

Baca juga: Titah Luhut ke Produsen Oksigen RI: 100 Persen untuk Medis!

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sudah menyiapkan Rumah PU di kawasan Pasar Jumat yang mampu menampung para tenaga kesehatan yang dikirim dari luar Pulau Jawa.

Sementara itu untuk beberapa tempat yang juga dijadikan RS Lapangan seperti Rusun Nagrak, Pasar Rumput, dan Wisma Atlet yang dijadikan tempat isolasi. Rusun Nagrak dan Pasar Rumput sudah mulai terisi dan beberapa tower juga sudah mulai penuh.

Mereka yang masuk adalah pasien dengan kriteria OTG atau ada gejala ringan, tetapi tidak memenuhi 3 syarat, tidak memiliki komorbid, memiliki saturasi diatas 95 persen, dan tidak sesak nafas.

Sejalan dengan itu, terdapat bantuan lainnya dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu pengembangan RS Modular Extension RSPJ.

Totalnya ada sebanyak 400 TT ICU atau HCU. Ini merupakan kerja sama antara Pertamina IHC dan Wika Gedung. Fasilitas seperti ini nantinya bisa dijadikan percontohan dan dikembangkan juga untuk kawasan Bandung, Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com