Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Rontoknya Mal Kami

Kompas.com - 07/07/2021, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budiharjo Iduansjah menyebut ada tiga juta tenaga kerja yang terserap di sektor ritel beserta produk turunannya.

Sedangkan yang bekerja di pusat perbelanjaan lima puluh persennya, atau satu juta lima ratus ribu tenaga kerja.

Dampak pandemi

Perkembangan mal di Indonesia menjanjikan. Mal bertumbuh hingga ke kota dan kabupaten kecil. Mal menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Hingga akhirnya datang pandemi yang meluluh-lantahkan industri ritel pada hulunya dan mal pada hilirnya. Belum pernah dalam sejarah hidupnya mal terpaksa tutup tiga bulan, dari April hingga Juni 2020.

Penutupan mal selama tiga bulan ini membawa dampak signifikan. Pertama yang terdampak pada sektor toko serba ada. Manusia banyak tinggal di rumah.

Mobilitas terbatas sehingga kebutuhan untuk membeli pakaian -termasuk juga tas dan sepatu- turun drastis.

Sebagai alat ukurnya adalah Matahari dan Ramayana karena gerainya ada dari Sabang sampai Merauke. Selama tahun 2020 penjualan Matahari rontok 52,3 persen dibanding 2019.

Pendapatan bersih dari Rp 10,27 triliun (2019) menjadi Rp 4,83 triliun (2020). Ramayana yang melayani pelanggan kelas menengah-bawah setali-tiga uang.

 

Jika pada pada 2019 pendapatan bersih Ramayana berada pada angka Rp 5,59 triliun, maka di tahun 2020 terjun bebas 54,8 persen menjadi Rp 2,52 triliun.

Kinerja jeblok ini tentu bersinggungan erat dengan keberadaan tokonya. Pada berbagai mal, terpaksa Matahari dan Ramayana menutup gerainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+