Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Rontoknya Mal Kami

Kompas.com - 07/07/2021, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mobilitas terbatas sehingga kebutuhan untuk membeli pakaian -termasuk juga tas dan sepatu- turun drastis.

Sebagai alat ukurnya adalah Matahari dan Ramayana karena gerainya ada dari Sabang sampai Merauke. Selama tahun 2020 penjualan Matahari rontok 52,3 persen dibanding 2019.

Pendapatan bersih dari Rp 10,27 triliun (2019) menjadi Rp 4,83 triliun (2020). Ramayana yang melayani pelanggan kelas menengah-bawah setali-tiga uang.

 

Jika pada pada 2019 pendapatan bersih Ramayana berada pada angka Rp 5,59 triliun, maka di tahun 2020 terjun bebas 54,8 persen menjadi Rp 2,52 triliun.

Kinerja jeblok ini tentu bersinggungan erat dengan keberadaan tokonya. Pada berbagai mal, terpaksa Matahari dan Ramayana menutup gerainya.

Pandemi selama 2020 yang menohok toko serba ada, secara teori tidak terlalu berdampak pada sektor pasar modern. Bukankah manusia tetap perlu makan dan minum?

Dengan demikian, pelanggan tetap mendatangi mal untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar modern? Tidak demikian adanya.

Sebelum pandemi sebenarnya sudah ada perubahan perilaku berbelanja konsumen, walaupun belum terlampau signifikan.

Pelanggan masih banyak berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk stok mingguan atau bulanan. Mereka mendatangi mal, untuk berbelanja di supermarket atau hypermarket.

Pandemi mempercepat perubahan perilaku ini. Mobilitas terbatas, menjadikan mayoritas pelanggan mengubah format belanja dari mingguan/bulanan menjadi harian. Minimarket yang ada pada setiap pengkolan jalan, menjadi jawabannya.

Pandemi akhirnya berdampak besar pada keberadaan pasar modern di mal. Banyak pasar modern mengibarkan bendera putih. Menyerah karena biaya operasional tidak bisa tertutup dengan pendapatan.

Mal alhasil ikut menanggung derita. Ruang besar yang disewa pasar modern, kosong melompong.

Siapa penyelamat mal? Bisnis kuliner.

Ada karakter kuliner yang tidak bisa digantikan oleh digital: meriung. Hubungan langsung antar manusia. Pembatasan mobilitas yang berlangsung lama tetap tidak bisa mencegah kodrat manusia sebagai mahkluk sosial.

Kuliner yang tersaji di mal menjadi pilihan utama untuk meriung kembali. Ditambah lagi beberapa jenis kuliner memang tidak bisa didaringkan (dijual online).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com