Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021 Bisa 7 Persen

Kompas.com - 07/07/2021, 15:17 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 bisa mencapai 7 persen. Proyeksi itu seiring dengan perbaikan ekonomi yang terjadi di April hingga pertengahan Juni.

"Dalam skenario yang relatif optimis untuk kuartal II dengan semua indikator yang kita lihat di April, Mei hingga pertengahan Juni, kita sebetulnya optimis pertumbuahan ekonomi bisa di atas 7 persen," ujarnya dalam webinar Mid Year Economic Outlook, Rabu (7/7/2021).

Ia menjelaskan, sepanjang April-Mei 2021 indikator aktivitas perekonomian terus menunjukkan penguatan. Tercermin dari PMI manufaktur pada Mei mengalami rekor tertinggi ekspansi.

Baca juga: Ini 2 Subsektor Ekonomi Kreatif yang Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19

Kemudian inflasi inti mulai menunjukkan peningkatan di Mei, begitu pula dengan indeks keyakinan konsumen pada Mei di level 104,4 dengan kondisi optimis. Indeks penjualan ritel per April pun nampak tumbuh 15,6 persen dan diperkirakan masih tumbuh dobel digit di Mei.

Konsumsi listrik per Mei juga tercatat tumbuh 16,6 persen, termasuk di dalamnya penguatan tren pertumbuhan konsumsi listrik bisnis dan industri.

Namun, ia mengakui, penurunan mobilitas masyarakat akibat kenaikan kasus Covid-19 varian Delta pada minggu ketiga dan keempat Juni memang sempat dikhawatirkan mengganggu pemulihan ekonomi. Lantaran, kondisi itu membuat konsumsi masyarakat agak terkoreksi di akhir Juni.

"Pengaruhnya pada tingkat konsumsi masyarakat yang agak mulai terkoreksi, terutama untuk non konsumsi pokok, yaitu transportasi, rekreasi, dan pakaian," kata Sri Mulyani.

Meski demikian, ia berharap, dampak penurunan mobilitas di akhir Juni tidak akan terlalu besar sehingga ekonomi kuartal II tetap tumbuh sesuai target. Sementara, pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV-2021 akan sangat bergantung pada pelaksanaan PPKM Darurat.

Hal itu mempertimbangkan seberapa dalam mobilitas masyarakat harus ditekan untuk mengurangi penyebaran virus dan seberapa lama PPKM Darurat dilaksanakan.

Pada skenario moderat, jika kasus Covid-19 bisa segera terkendali dan pelaksanaan PPKM Darurat tak berlangsung lama, maka aktivitas ekonomi akan pulih secara gradual mulai pertengahan Agustus.

Baca juga: Sri Mulyani Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Jadi 3,7-4,5 Persen.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV pun diproyeksi bisa di kisaran 5,4 persen-5,9 persen.

Sementara pada skenario berat, jika penyebaran Covid-19 terus memuncak dan PPKM Darurat berlanjut hingga relaksasi pengetatan baru dilakukan pada minggu ke-3 Agustus, maka aktivitas ekonomi akan pulih secara gradual mulai September.

Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV bisa di kisaran 4 persen-4,6 persen.

"Maka overall growth (secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi) 2021 ada di 3,7 persen-4,5 persen, karena pada kuartal I-2021 tumbuhnya minus 0,7 persen," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Bakal Sulit Kembali ke Sebelum Pandemi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com