Oleh: Frangky Selamat
DALAM sebuah acara pendampingan UMKM, seorang bapak muda bernama Saiful, pemilik usaha kue rumahan mengemukakan pendapat.
"Bagi saya apa pun rencana bisnis yang disusun, ujung-ujungnya memerlukan pembiayaan. Kami membutuhkan tambahan modal. Itu kendala utama kami," ucap dia.
Semua peserta termasuk mentor yang mendampingi tercekat mendengarnya. Pencerahan tentang pentingnya penyusunan rencana bisnis seolah buyar.
Dia melanjutkan, "Apa ada teorinya menyusun rencana bisnis, tetapi tidak perlu modal tambahan?"
Semua yang hadir di acara itu secara daring terdiam. Sang mentor menanggapi tenang, "Ya, pak, saya paham kendala yang biasa dihadapi usaha mikro dan kecil seperti milik Bapak. Mari kita coba cari solusinya bersama."
Baca juga: Ini Strategi yang Bisa Dipakai Para UMKM Home Decor jika Ingin Tembus Pasar Ekspor
Perlu tidaknya menyusun rencana bisnis atau biasa disebut business plan kerap menjadi perdebatan. Tidak cuma bagi pemilik usaha tetapi juga di kalangan akademisi.
Walau dalam materi yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis terkemuka, rencana bisnis selalu diajarkan dan didorong untuk disusun sebelum memulai bisnis, tak satu pun hasil penelitian yang dengan tegas menyimpulkan bahwa usaha yang dijalankan berdasarkan rencana bisnis menjamin keberhasilan.
Studi yang dilakukan oleh Babson College, sebuah sekolah bisnis swasta terkemuka di dunia yang fokus pada kewirausahaan, pada 116 bisnis yang didirikan alumninya, memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara statistik dari tingkat kesuksesan antara bisnis yang dimulai dan rencana bisnis dengan yang tidak menyusun rencana bisnis.
Karakteristik yang dibandingkan adalah penerimaan tahunan, jumlah pegawai, dan keuntungan bersih.
Professor William Bygrave dari Babson College menganjurkan pemikiran just do it ketika wirausaha memulai bisnis.
Ia menyoroti waktu yang dihabiskan wirausaha ketika menyusun rencana bisnis tanpa mengetahui calon pelanggan yang sesungguhnya akan dilayani.
Ia juga menekankan perlunya wirausaha menjalankan bisnis sambil melakukan perbaikan rencana yang diperlukan.
Baca juga: Riset Mandiri Institute: OVO Digunakan 72 Persen Responden UMKM Untuk Pembayaran
Allen (2012) mengemukakan banyak universitas dan institusi pendidikan yang mengekalkan mitos bahwa wirausaha harus menyusun rencana bisnis sebelum memulai usaha.
Begitu banyak waktu dihabiskan untuk menciptakan rencana yang sempurna, demi menarik pemilik dana berinvestasi. Ironisnya, waktu yang dihabiskan belum tentu membuat bisnis gilang-gemilang.