Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka-bukaan Wamen BUMN soal Keuangan BUMN Karya yang Memprihatinkan

Kompas.com - 08/07/2021, 15:33 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan kondisi perusahaan pelat merah di sektor konstruksi atau BUMN Karya tengah mengalami kesulitan keuangan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, ada dua hal yang menyebabkan kondisi keuangan BUMN Karya tertekan, yakni dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat sulitnya mendapat kontrak baru maupun penjualan dan penugasan yang sangat berat.

"Kondisi (BUMN) Karya saat ini cukup memprihatinkan, kombinasi dari adanya tekanan Covid-19 dan penugasan yang memang sangat berat, karena tidak di dukung pula dengan PMN yang memadai," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Ini Penyebab Utang BUMN Karya Membengkak versi Said Didu

Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa sepanjang 2017-2019 hampir tidak ada PMN yang diberikan pemerintah ke BUMN Karya yang mengerjakan proyek strategis nasional (PSN).

Ia menjelaskan, pada Perum Perumnas kondisinya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan sebesar 27,25 persen. Hal ini disebabkan melambatnya penjualan rumah untuk masyarakat berpendapatan rendah (MBR).

Alhasil, invetori rumah Perumnas menjadi besar, yang mengakibatkan rasio utang terhadap ekuitas meningkat tajam. Perumnas tercatat memiliki utang sebesar Rp 4,62 triliun yang saat ini sedang dilakukan restrukturisasi.

"Namun untuk memastikan bahwa ke depan neraca maupun kekuatan likuiditasnya memadai, kami menginginkan adanya tambahan PMN untuk memastikan bahwa penugasan perumnas untuk membangun rumah bagi MBR bisa berkelanjutan," jelas Tiko.

Lalu pada PT Waskita Karya Tbk (Persero), keuangannya tertekan karena pada 2015-2016 perseroan mengambil alih proyek-proyek jalan tol Trans Jawa dari swasta yang tidak berkelanjutan untuk diselesaikan.

Kondisi itu membuat utang perseroan meningkat tajam mencapai Rp 64,94 triliun. Di sisi lain, Waskita juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 48,42 persen.

"Kami lakukan restrukturisasi menyeluruh pada Waskita, akan ada dua skema dari pemerintah, yaitu Rp 15 triliun untuk penjaminan penyelesaian proyek-proyek yang sudah ada, dan modal baru Rp 7,9 triliun terutama untuk memperkuat permodalan, karena banyaknya modal yang terserap untuk mengambil tol-tol di masa lalu," paparnya.

Pada PT Hutama Karya kondisinya saat ini mengalami situasi berat karena pengerjaan proyek tol Trans Sumatera yang diiringi keterlambatan PMN selama dua tahun. Sehingga nilai aset dan utang perusahaan meningkat tajam, namun ekuitas tidak berubah.

Baca juga: Erick Thohir: Tak Sampai 50 Persen BUMN yang Siap Kompetisi dengan Swasta dan Asing

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com