Perseroan pun tercatat memiliki utang sebesar Rp 50,55 triliun dengan pendapatan yang turun sebesar 17,99 persen. Untuk melanjutkan pengerjaan proyek Trans Sumatera tahap I dengan total nilai Rp 66 triliun, pemerintah akan memberikan bantuan modal secara bertahap.
"Tahun ini dapat Rp 25 triliun dan di 2022 akan ada Rp 30 triliun lagi untuk memperkuat tahap 1, dan sisanya akan diberikan pada 2023," kata Tiko.
Baca juga: Jamin Ketersediaan Oksigen, Erick Thohir Kerahkan BUMN-BUMN Ini
Kemudian PT Wijaya Karya Tbk turut mengalami tekanan karena adanya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang membutuhkan modal besar. Saat ini pendapatan perseroan turun sebesar 39,23 persen dan utang mencapai Rp 24,28 triliun.
Sementara kondisi PT Adhi Karya Tbk dan PT PP Tbk masih memiliki kondisi keuangan yang cukup baik ketimbang BUMN Karya lainnya, meski mengalami penurunan pendapatan masing-masing sebesar 29,27 persen dan 32,84 persen.
"Wika juga ada tekanan karena memang adanya kereta cepat Jakarta-Bandung yang membutuhkan permodalan besar sekali. Sementera dari sisi Adhi dan PP relatif lebih baik," pungkas Tiko.
Baca juga: Erick Thohir Mau Serahkan Laporan Keuangan BUMN ke Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.