Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya BUMN yang Produksi Oksigen, Ini Cara Erick Thohir Atasi Kelangkaan Oksigen

Kompas.com - 08/07/2021, 17:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat kebutuhan oksigen untuk sektor medis meningkat.

Kondisi ini pun membuat terjadinya kelangkaan oksigen, bahkan harganya melambung.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dalam upaya percepatan mengisi pasokan oksigen di wilayah yang membutuhkan, pemerintah menghadapi tantangan karena tak memiliki perusahaan pelat merah yang khusus bergerak di sektor oksigen.

Baca juga: Harga Tabung Oksigen Mahal, KPPU Ancam Penjual Denda 50 Persen dari Keuntungan

Di sisi lain, lanjutnya, selama ini produksi oksigen dalam negeri sebagian besar diperuntukkan pada sektor industri, hanya sekitar 20 persen-30 persen untuk sektor medis.

"Mengenai oksigen, bahwa kalau dilihat kita enggak punya pabrik oksigen, karena itu mayoritas sudah di private sektor (swasta). Oksigen itu juga kan mayoritas selama ini kebutuhannya lebih kepada industri, untuk yang medical itu kurang lebih 20-30 persen," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komsisi VI DPR RI, Kamis (8/7/2021).

Seiring melonjaknya kasus Covid-19 dari varian Delta yang penularannya sangat cepat, kata Erick, dibutuhkan kerja bersama khususnya antar kementerian untuk menangani pandemi.

Dalam hal ini, BUMN pun berupaya untuk bisa memasok oksigen.

Erick menjelaskan, pihaknya telah meminta perusahaan-perusahaan BUMN strategis, mulai dari Pertamina, PGN, Krakatau Steel, Pupuk Indonesia, hingga Pelindo untuk membantu memasok dan mendistribusikan oksigen melaui infrastruktur yang dimiliki masing-mamsing perusahaan.

Baca juga: Temuan KPPU: Harga Jual Tabung Oksigen di Jakarta Meningkat hingga 900 Persen

Seperti Pertamina yang memberikan bantuan stok oksigen sembari pula memanfaatkan infrastrukturnya untuk memperlancar alokasi dan distribusi oksigen.

Lalu Pupuk Indonesia juga mengirimkan 96.73 ton oksigen ke rumah sakit yang ada di Jakarta, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Selain itu, Krakatau Steel yang memiliki alokasi oksigen cukup besar yang selama ini digunakan untuk proses produksi baja, kini sebagian dialihkan untuk membantu ketersediaan oksigen di rumah sakit.

Erick mengatakan, upaya mempercepat dan meningkatkan ketersediaan oksigen di rumah sakit-rumah sakit menjadi sangat penting dalam penanganan pandemi.

Terlebih jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat.

Baca juga: Bukalapak Hapus Konten Penjualan Produk Tabung Oksigen dengan Harga Tak Wajar

"Bukan berarti saya pesimis, ini hal yang juga harus kita optimiskan, tapi kebutuhan terhadap oksigen ini akan terus meningkat kedepannya. Jadi memang suka tidak suka, kita harus ada lakukan percepatan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com