Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Tabung Oksigen Terpenuhi, Menperin Dorong Industri Genjot Produksi hingga Impor

Kompas.com - 08/07/2021, 21:13 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian telah mengamankan tambahan produksi oksigen dan pengadaan isotank.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah pengiriman oksigen medis dari industri ke rumah sakit, serta penyediaan tabung oksigen dan oxygen concentrator/generator.

Dengan adanya produksi tambahan oksigen, total suplai harian menjadi 2.622,9 ton per hari, 132 truk isotank pengangkut oksigen, 15.906 tabung oksigen, 8.100 unit oxygen concentrator, dan sembilan deployable oxygen concentrator system.

Baca juga: Kata Sandiaga Uno, Ini 3 Upaya Atasi Keterbatasan Tabung Oksigen

"Angka ini akan terus naik lagi setelah komitmen pembelian dan kontribusi industri dalam negeri direalisasikan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Agus mengatakan, pemerintah mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki, termasuk kebijakan dan realokasi APBN Kemenperin untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis.

Berdasarkan perhitungan Kemenperin, kebutuhan tabung gas oksigen di beberapa provinsi di Jawa serta Bali diperkirakan mencapai 20.000 tabung.

Memenperin telah mengiventarisasi stok tabung oksigen yang bisa dimobilisasi untuk pemenuhan kebutuhan rumah sakit.

Baca juga: Luhut Minta Pengadaan Oksigen untuk Pasien Covid-19 Dipercepat

Sampai saat ini, terdapat 31.236 tabung yang berpotensi dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

Dari total tersebut, 15.906 unit di antaranya sudah bisa terealisasi dan siap digunakan.

Seluruh tabung tersebut didatangkan dari luar negeri atau impor, baik dari belanja APBN Kemenperin, kontribusi dari pelaku usaha, maupun dari Pemerintah Singapura.

Berdasarkan data Kemenkestotal, kebutuhan oksigen medis untuk Jawa-Bali per 6 Juli, mencapai 2.323 ton per hari.

Kementerian Kesehatan juga memprediksi adanya tambahan kebutuhan sebesar 71 ton setiap 3 hari.

Baca juga: Tak Punya BUMN yang Produksi Oksigen, Ini Cara Erick Thohir Atasi Kelangkaan Oksigen

Sementara, kapasitas nasional produksi oksigen sebesar 1.700 ton per hari.

Hingga kini, Kemenperin telah merealisasikan pasokan oksigen tambahan sebesar 920,5 ton per hari.

Angka pasokan tambahan ini terus naik demi mengamankan kebutuhan pasokan oksigen medis.

Dari total tambahan pasokan oksigen sebesar 922,9 ton per hari, 650 ton per hari di antaranya berasal dari impor atau sekitar 70,4 persen.

Sedangkan sisanya, sebesar 272,9 ton per hari atau 29,6 persen merupakan produksi lokal.

Baca juga: Harga Tabung Oksigen Mahal, KPPU Ancam Penjual Denda 50 Persen dari Keuntungan

Berdasarkan Instruksi Menperin No. 1 Tahun 2021, Kemenperin menginstruksikan pelaku industri untuk berkontribusi dalam pemenuhan oksigen bagi penanganan Covid-19.

Seperti Samator yang akan mefungsikan unit liquefaction di Surabaya yang menambahkan pasokan oksigen.

Sementara, Airliquide juga mengaktivasi kembali plant-nya di Cilegon. PT Obsidian Stainless Steel, PT Sojitz Indonesia, PT Smelting yang memiliki oxygen plant bersedia meningkatkan produksi oksigennya untuk kebutuhan medis.

Industri pupuk, seperti Pupuk Kaltim dan Pupuk Sriwijaya juga memiliki beberapa oxygen plant.

"Jika mereka dapat didorong untuk meningkatkan produksi oksigen maka akan membantu suplai oksigen nasional. Oleh karena itu saya sangat mengapreasiasi setinggi-tingginya pada perusahaan yang berkontribusi terhadap oksigen medis," kata Agus.

Baca juga: Temuan KPPU: Harga Jual Tabung Oksigen di Jakarta Meningkat hingga 900 Persen

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen medis bagi rumah sakit dan filling station adalah mobilisasi dari pabrik menggunakan isotank.

Menurut asesmen Kemenkes per 3 Juli 2021, saat ini diperlukan tambahan 140 isotank untuk mengamankan distribusi ke rumah sakit dan filling station.

Kemenperin telah menginventarisasi 265 unit isotank yang berpotensi dimobilisasi untuk mendistribusikan oksigen medis.

Inventarisir isotank tersebut berasal dari PT IMIP Morowali, Pertamina, PT Pupuk Indonesia, PT AICO Energy, PT Natgas Indonesia, PT Risco Solusi Indonesia, PT Air Products Indonesia, PT Obsidian Stainless Steel, PT Jatim Petroleum Transport, dan perusahaan-perusahan KKKS yang dikoordinasikan oleh SKK Migas.

Demikian juga, yang berasal dari Pemerintah India dan isotank yang dibeli dari realokasi APBN Kemenperin.

Baca juga: Bukalapak Hapus Konten Penjualan Produk Tabung Oksigen dengan Harga Tak Wajar

Dari jumlah tersebut, ada 132 unit isotank yang siap dioperasikan mengangkut oksigen untuk kebutuhan medis.

Sisanya, sedang dalam proses transportasi dan inspeksi untuk bisa siap digunakan dalam beberapa hari kedepan.

Selain itu, Kemenperin menargetkan untuk mendatangkan sekitar 20.000 unit oxygen concentrator.

Sampai hari ini, Kemenperin telah menginventarisasi 8.600 unit oxygen concentrator, di antaranya berasal dari PT Indorama, Temasek, Daihatsu-Isuzu-TSM, PT Mitsubishi, dan PT Obsidian Stainless Steel.

Kemenperin juga menargetkan dapat segera mendatangkan sebanyak mungkin deployable oxygen concentrator system (DOCS).

Baca juga: Pemerintah Perlu Beri Insentif Bagi Industri yang Memproduksi Tabung Oksigen

Saat ini, 9 unit DOCS yang dibeli dengan realokasi APBN Kemenperin akan segera tiba di Indonesia.

Masing-masing unit tersebut dapat menyuplai oksigen untuk 700 pasien Covid-19 per hari.

"Alat ini sangat cocok ditempatkan di daerah yang jauh dari jalur distribusi oksigen," pungkas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com