Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Bekerja di Bawah Tekanan dan Banyak Target

Kompas.com - 11/07/2021, 12:05 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja apapun bidangnya tidak selalu enak. Ada kalanya kamu merasa stres karena banyak tekanan dan tuntutan dari bos.

Rasanya ingin teriak dan pergi meninggalkan semuanya. Tetapi itu hanya mimpi. Kenyataannya, kamu tetap harus berjibaku dengan setumpuk pekerjaan yang dikejar deadline atau target.

Kondisi demikian memang risiko orang bekerja. Sebetulnya kamu bisa tetap happy meski harus "kerja rodi". Berikut ini tips bekerja di bawah tekanan seperti dikutip dari Cermati.com:

1. Selesaikan satu per satu

Hidup saja harus punya target, bekerja juga sama. Kalau kamu sedang dikejar banyak target atau deadline pekerjaan, tidak semua harus diselesaikan dalam satu waktu.

Fokus pada pekerjaan maupun target yang sudah mepet waktunya. Misalnya laporan keuangan atau target penjualan bulanan. Ini yang harus dikejar duluan.

Selesaikan satu per satu berdasarkan prioritasnya. Untuk itu, penting membuat prioritas pekerjaan sebelum berangkat ke kantor. Jadi, tidak bingung mau mengerjakan yang mana terlebih dahulu.

Begitu selesai prioritas utama, kerjakan prioritas kedua, dan seterusnya. Dengan cara ini, kamu tidak kelabakan dan pusing sendiri.

Akhirnya karena fokus, kamu dapat merampungkan semua pekerjaan dan target tersebut dalam waktu tidak terlalu lama.

2. Cari suasana baru saat bekerja

Bekerja di kantor selama delapan jam atau lebih kadang bikin jenuh dan bosan. Bukannya selesai pekerjaan, malah suntuk dan jadi terbengkalai.

Kalau kamu butuh suasana baru agar dapat inspirasi, semangat, dan ide-ide segar untuk kepentingan pekerjaan, kenapa tidak coba mengerjakannya di luar kantor.

Barangkali akan menjadi mood booster kamu dalam menyelesaikan target pekerjaan. Contohnya di kafe, perpustakaan, coworking space, dan tempat lainnya yang nyaman untuk bekerja atau tidak terlalu banyak gangguan.

Jika pikiranmu kembali segar, otak juga dapat bekerja dengan maksimal. Pekerjaan selesai, target tercapai.

Namun ingat, cara ini butuh komitmen. Artinya, bila ke luar kantor tujuannya untuk bekerja, jangan dipakai untuk hal lain. Misalnya janjian bertemu teman dan akhirnya malah ngobrol sana sini.

Baca juga: Daftar Terbaru 10 Instansi Terfavorit dan Sepi Peminat di CPNS 2021

3. Curhat kepada teman dekatmu

Terkadang saking banyaknya pekerjaan maupun target dari bos atau perusahaan membuat kamu ingin menangis. Rasanya sesak dada ini. Mau mengeluarkan keluh kesah, unek-unek, atau berbagi cerita.

Curhat saja kepada keluarga atau teman dekatmu. Jika ingin menangis, menangislah agar hati dan pikiranmu sedikit plong.

Mereka memang tidak bisa membantu menyelesaikan pekerjaanmu. Namun setidaknya mereka dapat mengerti dan memahami kondisimu. Rela menjadi ‘tong sampahmu’.

Karena sebetulnya hanya itu yang kamu butuhkan. Ada teman untuk mendengarkan ceritamu, bukan meminta solusi.

Baca Juga: 6 Perbedaan Signifikan Antara Workaholic dan Pemalas

4. Menjauh dari lingkungan kerja yang toxic

Sudah tertekan karena segunung deadline pekerjaan dan target, ditambah kamu berada di lingkungan kerja yang toxic. Pasti makin stres.

Daripada kamu emosi jiwa, lebih baik menjauh sejenak dari lingkungan kerja yang seperti itu. Bekerja dari luar, atau tetap di lingkungan kantor, namun cari ruangan yang tenang, seperti ruang meeting saat tidak terpakai.

Menghindar dapat membuatmu kembali fokus untuk menyelesaikan pekerjaan kantor, tanpa harus melihat dan mendengar ocehan maupun perilaku rekan kerja atau bos yang annoying.

5. Jangan bawa pekerjaan ke rumah

Target pekerjaan memang setumpuk, tetapi kalau ingin bahagia, jangan pernah membawa pekerjaan ke rumah. Untuk itu, semaksimal mungkin kerjakan di kantor.

Bila menuntutmu harus lembur, lebih baik lakukan. Daripada kamu harus membawa pekerjaan pulang.

Begitu sampai di rumah, kamu perlu waktu istirahat. Bukan malah kembali berjibaku dengan pekerjaan. Istirahat agar badan dan pikiranmu rileks, sehingga dapat bekerja lagi keesokan harinya.

6. Ambil jatah cuti

Sebagai pekerja kamu punya jatah cuti tahunan. Manfaatkan di sela-sela kesibukanmu. Ambil cuti agak panjang, misalnya seminggu untuk melepas penat dari rutinitas kerja.

Pergi berlibur supaya kamu kembali semangat dan fokus dalam bekerja seusai refreshing. Liburan juga mampu membuang energi negatif dalam diri.

Tetapi usahakan saat mengambil cuti, kamu sudah menuntaskan target pekerjaan yang deadline jangka pendek. Dengan demikian, cuti tidak meninggalkan pekerjaan utama dan terkesan lari dari masalah.

Kamu Berhak Bahagia

Meski berstatus karyawan, digaji perusahaan, bukan berarti hak bahagiamu sebagai manusia bisa direnggut. Kamu berhak untuk bahagia tanpa melupakan tanggung jawab.

Carilah hal-hal yang dapat membuatmu bahagia agar kamu nyaman dan tidak merasa tertekan dalam bekerja

Baca juga: Vaksin Covid-19 Dijual di Kimia Farma, Ini Harga dan Cara Daftarnya

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com