Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah akan Pinjamkan Oksigen Konsentrator ke Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri

Kompas.com - 12/07/2021, 18:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah memutuskan untuk impor 50.000 oksigen konsentrator guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Ia mengatakan, nantinya alat tersebut akan dipinjamkan ke rumah-rumah warga yang terdapat pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Sehingga, akan mengurangi ketergantungan pada oksigen likuid.

"Presiden telah setuju akan impor 50.000 oksigen konsentrator, sehingga mengurangi oksigen likuid," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7/2021).

Baca juga: RNI Produksi Alat yang Mampu Produksi Oksigen Secara Mandiri

Oksigen konsentrator merupakan perawatan terapi oksigen yang dihubungkan ke stop kontak listrik. Alat ini menarik udara dari ruangan, menghilangkan nitrogen dan kotoran di dalamnya sehingga pasien mendapatkan oksigen murni.

Luhut mengatakan, sebagian oksigen konsentrator telah tiba di Indonesia. Di antaranya berasal dari pesanan pemerintah dari Singapura.

"Sekarang kita punya beberapa ribu, mungkin mendekati 10.000, itu kita bagikan untuk digunakan pada kasus-kasus (Covid-19) ringan, dan itu akan kit a pinjamkan ke rumah-rumah," jelas Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali itu.

Ia menjelaskan, satu unit oksigen konsentrator memiliki kapasitas mencapai 5 liter per menit sehingga bisa digunakan setidaknya selama 5 hari. Setelah digunakan maka bisa dikembalikan untuk digunakan ke pihak yang membutuhkan lainnya.

Rencananya, setelah pandemi, maka oksigen konsentrator tersebut pun akan dihibahkan ke rumah sakit-rumah sakit.

"Itu bisa 5 liter jadi bisa digunakan selama 5 hari, dan saya kira ini juga nanti Insyaallah selesai kasus Covid-19, itu masih bisa dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit kita," kata Luhut.

Baca juga: Menperin Ajak Industri Bahu Membahu Pasok Oksigen Untuk Pasien Covid-19

Terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk mengatasi tingginya permintaan oksigen di Indonesia akibat lonjakan kasus Covid-19, pemerintah berupaya menyediakan oksigen konsentrator.

Ia menjelaskan, oksigen konsentrator yang terhubung dengan listrik akan mampu memproduksi oksigen dari udara disekitarnya sebanyak 5-10 liter per menit. Sehingga akan mengurangi kebutuhan pada oksigen likuid.

Selain dapat ditempatkan di rumah sakit, oksigen ini juga akan disediakan bagi penderita Covid-19 dengan gejala ringan yang hanya membutuhkan isolasi mandiri.

Budi bilang, masyarakat yang membutuhkan oksigen konsentrator dapat meminjamnnya selama dua minggu.

"Jadi orang yang butuh isolasi mandiri di rumah bisa pinjam oksigen konsentrator 2 minggu, kalau sudah sembuh, mereka akan kembalikan, dan kita bisa berikan oksigen ini untuk keluarga lainnya yang membutuhkan," ujar Budi dalam konferensi pers virtual Shopee, Senin (12/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com