KOMPAS.com - Sekitar 208 petani kopi di Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar) memperoleh pelatihan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Petani binaan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) tersebut diketahui berasal dari enam desa di Kabupaten Subang, yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.
Mereka mendapat program pelatihan LPEI lantaran emas hitam atau kopi arabika dan robusta yang dibudidayakan di Subang itu berpotensi go global berorientasi ekspor.
Adapun kapasitas produksi keenam desa tersebut mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya dengan luas kebun 140 hektare (ha).
Baca juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, Petani di Jembrana Ekspor 12 Ton Kakao ke Belanda
Dalam proses pendampingan petani kopi, LPEI menggandeng Koperasi GLB.
Program yang mereka ikuti antara lain pelatihan teknik budidaya dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, penyusunan laporan keuangan, serta peningkatan kapasitas produksi.
Upaya pendampingan yang diinisiasi LPEI bukan tanpa alasan. Sebagai lembaga keuangan milik negara yang diberi mandat menjalankan pembiayaan ekspor nasional (PEN), LPEI terus menggali komoditas unggulan di berbagai wilayah yang potensial untuk go global.
Salah satu upaya tersebut diwujudkan LPEI dengan membentuk Program Desa Devisa.
Baca juga: Berdayakan Petani Kakao di Jembrana, LPEI Sabet Global CSR Award
Program berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut bertujuan mendorong kemandirian petani kopi melalui pelatihan, pendampingan, dan optimalisasi jasa konsultasi.
Dengan demikian, mereka mampu merambah pasar ekspor kopi dunia dengan produk berkualitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.