Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Emas Hitam" dari Subang Siap Go Global, LPEI Bentuk Desa Devisa di Subang

Kompas.com - 13/07/2021, 19:50 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 208 petani kopi di Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar) memperoleh pelatihan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Petani binaan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) tersebut diketahui berasal dari enam desa di Kabupaten Subang, yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.

Mereka mendapat program pelatihan LPEI lantaran emas hitam atau kopi arabika dan robusta yang dibudidayakan di Subang itu berpotensi go global berorientasi ekspor.

Adapun kapasitas produksi keenam desa tersebut mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya dengan luas kebun 140 hektare (ha).

Baca juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, Petani di Jembrana Ekspor 12 Ton Kakao ke Belanda

Dalam proses pendampingan petani kopi, LPEI menggandeng Koperasi GLB.

Program yang mereka ikuti antara lain pelatihan teknik budidaya dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, penyusunan laporan keuangan, serta peningkatan kapasitas produksi.

Desa devisa

Upaya pendampingan yang diinisiasi LPEI bukan tanpa alasan. Sebagai lembaga keuangan milik negara yang diberi mandat menjalankan pembiayaan ekspor nasional (PEN), LPEI terus menggali komoditas unggulan di berbagai wilayah yang potensial untuk go global.

Salah satu upaya tersebut diwujudkan LPEI dengan membentuk Program Desa Devisa.

Baca juga: Berdayakan Petani Kakao di Jembrana, LPEI Sabet Global CSR Award

Program berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut bertujuan mendorong kemandirian petani kopi melalui pelatihan, pendampingan, dan optimalisasi jasa konsultasi.

Dengan demikian, mereka mampu merambah pasar ekspor kopi dunia dengan produk berkualitas.

Bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional, LPEI kembali meluncurkan Desa Devisa secara virtual, Senin (12/7/2021). Kali ini, Desa Devisa yang dibidani LPEI berada di Kabupaten Subang.

Salah satu upaya tersebut diwujudkan LPEI dengan membentuk Program Desa Devisa. Tujuannya, untuk memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.Dok. Humas LPEI Salah satu upaya tersebut diwujudkan LPEI dengan membentuk Program Desa Devisa. Tujuannya, untuk memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor.

Direktur Eksekutif LPEI D James Rompas mengaku optimistis komoditas kopi dari enam desa di Subang mampu memenuhi kebutuhan ekspor.

“Kami cukup yakin dengan potensi Subang dengan komoditas kopinya. Melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan, dapat meningkatkan kapasitas petani sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor," ujar James dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

James berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi GLB dan Pemerintah Daerah (Pemda) Subang dapat menjadi solusi di tengah lilitan pandemi Covid-19.

Baca juga: Lewat Daring, LPEI Genjot Kapasitas UMKM Tembus Pasar Ekspor

Kopi Subang siap mendunia

Sementara itu, Ketua Koperasi GLB Miftahudin Shaf menjelaskan, masyarakat enam desa di Subang telah bertani kopi sejak lama.

"Kami (sebelumnya) tidak pernah membayangkan bahwa produk mereka dapat diekspor. Kami berharap, dengan program Desa Devisa, kopi petani Subang dapat go global dan dikenal hingga ke mancanegara.

Dengan demikian, lanjut Miftahudin, para petani dapat merasakan manfaatnya secara langsung, baik ekonomi maupun sosial.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Subang H Ruhimat mengapresiasi program yang diinisiasi LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Subang.

Baca juga: Dukung Pemulihan Ekonomi, LPEI Beri Stimulus Modal UKM Orientasi Ekspor

"Melalui program Desa Devisa yang berkelanjutan, kopi Subang dapat mendunia dan menjadi jalan untuk terciptanya Subang Jawara, yaitu jaya, istimewa, dan sejahtera,” terangnya.

Selain berkolaborasi dengan pemda dan koperasi setempat, LPEI menggandeng Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) dalam proses penjajakan Desa Devisa Kopi Subang.

Dengan kerja sama lintas institusi antara pusat dan daerah, diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan pada masyarakat.

Sebelumnya, LPEI telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali, dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi.

Baca juga: LPEI Sediakan Coaching Clinic Gratis 4 Hari untuk UMKM, Daftar di Sini

Selain itu, Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah ekspor hingga ke Eropa.

Kesuksesan pada dua desa tersebut dapat diduplikasi oleh Desa Devisa Kopi Subang. Dengan demikian, produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberi dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com