Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Mertua Penuh Empati, Menantu Jatuh Hati

Kompas.com - 14/07/2021, 19:30 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Hubungan mertua dan menantu tidak jarang berjalan dengan rumit. Namun bukan berarti tidak bisa harmonis.

Pada nyatanya menjadi seorang mertua dan menantu bukanlah peran yang mudah dijalani.

Di antara keduanya kegagapan sering terjadi. Tidak meahami bagaimana seharusnya berinteraksi dan tidak saling mengerti sikap dan sifat satu sama lain jelas hanya memicu konflik.

Dari hal ini kian menegaskan bahwa, sebagai yang lebih dewasa, mertua membutuhkan ilmu dan pengetahuan dalam mendampingi kehidupan rumah tangga anak dan menantu, terlebih masih seusia jagung. Karenanya, menjadi seorang mertua sangatlah butuh persiapan.

Berikut ini tiga konten menarik di Kompasiana terkait persiapan serta membina hubungan antara mertua dan menantu:

1. Mertua Penuh Empati, Menantu Jatuh Hati

Jika mertua penuh empati, menantu akan jatuh hati. Jika mertua suka menyakiti, menantu akan sakit hati, demikian menurut Kompasianer Cahyadi Takariawan.

Untuk menjadi mertua yang baik, harus memiliki empati kepada menantu. Mengerti keadaan menantu, bisa merasakan keadaan menantu, karena menempatkan diri pada posisinya.

Dengan sikap empati ini, mertua akan bisa memperlakukan menantu dengan baik, tidak semena-mena, tidak menganiaya. Siapapun menantunya, pasti akan bahagia memiliki mertua yang sangat mengerti dirinya. (Baca selengkapnya)

2. Menjadi Mertua yang Dirindukan Calon Menantu

Tidak saja hanya seorang yang ingin membina rumah tangga yang membutuhkan persiapan. Menjadi seorang mertua pun butuh persiapan.

Kompasianer Cahyadi Takariawan berpendapat persiapan paling mendasar adalah ilmu. Memperluas ilmu secara terus menerus sepanjang menjalani kehidupan berumah tangga termasuk sebuah kewajiban.

Mencari ilmu, dikatakan dia, menambah pengetahuan, meluaskan wawasan, adalah cara untuk menjaga kebaikan bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

"Dalam pandangan agama, belajar dan menambah ilmu pengetahuan termasuk kewajiban yang utama," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Komunikasi Mertua-Menantu, Apa Sulitnya?

Menjadi mertua rupanya bukanlah pekerjaan mudah. Seorang mertua perlu memiliki banyak pengetahuan dan menguasai ketrampilan.

Satu hal sangat penting dalam hubungan baik antara mertua dan menantu adalah komunikasi.

Kompasianer Cahyadi Takariawan berpendapat agar bisa menjadi mertua yang dirindukan menantu, perlu memahami ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik.

Menurut dia, ada empat aspek kemampuan komunikasi interpersonal. Pertama, Kemampuan untuk saling memahami. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com