Kompasianer Vincent Aditya berpendapat bahwa pemilihan warna yang tepat dapat membuahkan kesuksesan tersendiri bagi sebuah brand.
Dan warna yang tepat dipercaya turut menentukan perilaku konsumen terhadap brand tersebut.
Mengapa begitu?
Sebuah penelitian mencatat bahwa seseorang membuat penilaian bawah sadar mengenai suatu produk dalam 90 detik pertama, dan antara 62–90 persen penilaian itu didasarkan pada warna saja.
"Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian di atas, kita dapat melihat bahwa warna memiliki kekuatan yang bersifat emosional dan praktis dalam proses branding suatu produk," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Memanfaatkan Halo Effect dalam Proses Branding Produk
Pernah engga kamu membeli sebuah barang hanya karena barang tersebut dikeluarkan brand favorit kamu?
Kalau pernah bisa jadi kamu terkena dampak halo effect atau efek halo dari brand tersebut.
Menurut Kompasianer Vincent Aditya efek halo merupakan sebuah istilah dari efek atau dampak yang diberikan dari suatu merk jika merk tersebut memiliki produk yang berkualitas baik sehingga membuat konsumen puas atau memenuhi ekspektasi dari konsumen tersebut.
Pengalaman positif konsumen terhadap merek tersebut membentuk citra merek positif pada benak konsumen sehingga menghasilkan loyalitas terhadap lini produk dari merek tersebut.
Bagi sebuah brand, halo effect sangat bermanfaat saat sebuah merek ingin melakukan perluasan lini produk ataupun membuat produk baru karena perubahan selera konsumen atau kebutuhan pasar, terutama dalam proses pengembangan produk baru atau digunakan dalam strategi pemasaran product life cycle.
"Halo effect ini memiliki lawan yang disebut dengan horn effect (efek tanduk iblis) untuk menjelaskan pengalaman buruk konsumen terhadap suatu produk," tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.