JAKARTA, KOMPAS.com - Panasehat Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN) Benny Hutapea meminta Kementerian Perdagangan dan KBRI Indonesia di China untuk berlaku adil terhadap para eksportir sarang burung walet.
Hal itu diungkapkan PPSWN karena saat ini ekspor sarang burung walet didominasi 23 perusahaan yang terdaftar di General Administration Of China (GACC).
Sementara 20 perusahaan lainnya belum memiliki legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar sarang burung walet ke China, padahal mereka sudah mendaftar dari tahun 2018 dan sudah di audit oleh GACC.
Baca juga: Ekspor Benur Dilarang, KKP Jamin Siapa Pun Boleh Budi Daya Lobster
Hal ini pun, kata Benny, menimbulkan pertanyaan di kalangan pelaku usaha dikarenakan keuntungan yang sangat besar bagi pendapatan devisa negara Indonesia apabila seluruh pelaku usaha eksportir yang sudah mendaftar dan diaudit GACC, diberikan legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar Ke RRT.
“Maka dari itu, kami meminta KBRI dan Kemendag untuk equal treatment/perlakuan yang setara terhadap seluruh para pelaku eksportir. Jangan sampai ada kesan ingin membangun monopoli terkait dengan ekspor sarang burung walet Ini,” ujar Benny dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Kamis (15/7/2021).
Benny ikut mempertanyakan nasib 20 eksportir walet yang tak kunjung memperoleh sertifikat ekspor ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tersebut.
Dia meminta pemerintah untuk bersungguh-sungguh membantu dunia usaha untuk mendapatkan sertikasi ekspor sarang burung walet ke Tiongkok, terlebih di tengah upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan ekonomi global lesu.
Data yang dikumpulkan PPSWN menyebutkan, Indonesia tercatat sebagai sumber sarang burung walet terbesar di dunia.
Baca juga: Kiat Menembus Pasar Ekspor di Masa Pandemi
Sementara, China merupakan konsumen terbesar sarang burung walet secara global. Ekspor sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok sepanjang 2020 mencapai 413,6 juta dollar AS.
Pada April 2021, Indonesia mengumumkan bahwa China akan mengimpor sarang burung walet asal Indonesia senilai 1,13 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 16 triliun.
Kesepakatan tersebut diumumkan pasca kunjungan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi, Menteri BUMN Erick Tohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke China.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.