Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluarkan dari FSC, Korindo Group Upayakan Penuhi Ketentuan Roadmap

Kompas.com - 16/07/2021, 08:28 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Organisasi sertifikasi kehutanan global, Forest Stewardship Council (FSC) mengeluarkan Korindo Group dalam sertifikasi mereka.

Terkait hal ini, Korindo terus berupaya untuk kembali masuk dalam FSC dan memenuhi roadmap yang telah disepakati.

Vice President di Korindo Group Seo Jeongsik mengatakan, meskipun Korindo Group tidak berasosiasi dengan FSC untuk sementara waktu, mereka akan tetap menjalankan sepenuhnya piagam ESG serta komitmen keberlanjutan dan hak asasi manusia.

Baca juga: FSC Akhiri Lisensi Korindo

“Berdasarkan komitmen Korindo yang jelas terhadap ESG dan Keberlanjutan, kami ingin menekankan komitmen bersama antara FSC dan Korindo Group untuk kembali memasuki proses asosiasi sesegera mungkin. Tujuan kami tetap untuk menjadi anggota FSC sepenuhnya dan kami akan terus melanjutkan pemenuhan roadmap seperti yang telah ditentukan,” ungkap Seo Jeongsik dalam siaran pers, Kamis (15/7/2021).

Mulanya, Korindo diminta melakukan perbaikan sosial dan lingkungan yang signifikan sebagaimana diuraikan FSC pada tahun 2019.

Dewan pun meminta update progresnya untuk memastikan prosesnya kredibel, terikat waktu dan diverifikasi secara independen, serta kemajuan yang terlihat terhadap komitmen mereka.

Namun, FSC dan Korindo tidak dapat menyepakati prosedur untuk menerapkan verifikasi independen atas progres tersebut.

Hal ini menyebabkan keterlambatan kemampuan FSC untuk memverifikasi dan melaporkan kemajuan Korindo terhadap kondisi ini.

Terkait hal itu, Korindo Group mengungkapkan keputusan tersebut diambil saat perusahaan sedang dalam proses menuju keanggotaan penuh dengan FSC.

“Kami yakin dapat memulai proses keanggotaannya kembali sesegera mungkin dan suasana ini hanya sementara saja,” ungkap Kwangyul Peck, Chief Sustainability Officer di Korindo Group.

Dia menjelaskan, pihaknya tidak menduga atas keputusan FSC tersebut karena perusahaan telah menjalankan setiap langkah pada roadmap yang disepakati bersama dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Korindo Klaim Telah Bayar Kompensasi Tanah Ulayat di Papua sejak 2011

“Kami sangat terkejut atas keputusan FSC menghentikan proses keanggotaan. Hal penting yang perlu dipahami, tidak ada masalah yang serius, hanya terjadi perbedaan prosedur dalam proses pemilihan verifikator independen dan netral yang kemudian menyebabkan penundaan dalam proses asosiasi,” jelas Kwangyul Peck.

Sebagai informasi, Korindo Group sebelumnya sudah dalam proses menuju keanggotaan penuh dengan FSC.

Untuk mencapai tujuan tersebut, melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati bersama, terdapat roadmap yang jelas mengenai target pencapaian yang akan diverifikasi oleh pihak ketiga independen dan netral.

Korindo telah memberikan klarifikasi kepada Kompas.com atas pemberitaan ini. Baca selengkapnya klarifikasi Korindo: Baca juga: Klarifikasi Korindo Terkait Pemberitaan Kompas.com

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com