JAKARTA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) urung kerja sama dengan dengan Tsingshan Steel untuk membangun smelter di Weda Bay, Halmahera Tengah.
Sebaliknya, Freeport telah meneken kontrak kerja sama untuk kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) proyek smelter Manyar dengan PT Chiyoda International Indonesia pada Kamis (15/7/2021) lalu.
Vice President (VP) Coorporate Communications Freeport Indonesia, Riza Pratama memastikan rencana kerja sama dengan Tsingshan pun telah batal.
Baca juga: Freeport Indonesia dan Chiyoda Teken Kontrak Kerja Sama Bangun Smelter Mantar
"PTFI tidak mencapai kesepakatan dengan Tshingshan untuk pembangunan smelter," kata Riza kepada Kontan.co.id, Jumat (16/7/2021).
Dia mengatakan, sesuai komitmen Freeport saat divestasi pada 2018 lalu maka pihaknya bakal melanjutkan pembangunan smelter di Gresik setelah tertunda akibat pandemi lalu.
Sebelumnya, Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan, penandatanganan kontrak ini menegaskan komitmen Freeport Indonesia untuk membangun smelter, sesuai dengan kesepakatan divestasi tahun 2018.
"Di tengah berbagai tantangan pandemi Covid-19 yang dialami Indonesia dan seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini, kami terus melakukan penyesuaian agar kami dapat terus bekerja sambil tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan seluruh tenaga kerja serta masyarakat di sekitar area kerja," jelasnya dalam keterangan resmi.
Direktur PT Chiyoda International Indonesia, Naoto Tachibana juga menegaskan komitmennya untuk ikut berkontribusi bagi Indonesia melalui pembangunan Smelter Manyar.
Naoto berharap, pengalaman dan kepemimpinan Chiyoda sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia akan membantu mewujudkan tujuan optimalisasi hilirisasi nasional.
”Penandatanganan kontrak ini menandai teguhnya komitmen PT Chiyoda International Indonesia untuk turut berkontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia. Kami akan melakukan yang terbaik, memastikan proyek ini dapat kami selesaikan tepat waktu," ujarnya.
Baca juga: Demi Mobil Listrik, Luhut Resmikan Smelter Nikel Senilai Rp 14 Triliun di Pulau Obi
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ridwan Djamaluddin menyambut baik penandatanganan kontrak antara kedua belah pihak.
“Penandatanganan ini menjadi energi positif di tengah berbagai tantangan yang sedang Indonesia hadapi. Pemerintah melalui Kementerian ESDM mendorong akselerasi dari proyek ini, dan akan terus bekerja sama dengan Freeport Indonesia untuk membantu memastikan pengerjaan proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu,” ujar Ridwan.
Sebagai informasi, kapasitas smelter Freeport di Gresik awalnya direncanakan sebesar 2 juta ton dengan investasi sekitar 3 miliar dollar AS. Namun belakangan, kapasitasnya dipangkas menjadi 1,7 juta ton. Sedangkan 300.000 ton lainnya ditutupi melalui pengembangan smelter tembaga eksisting di PT Smelting. (Filemon Agung)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Lanjutkan EPC smelter di Gresik, Freeport batal kerjasama dengan Tsingshan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.