Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Vitamin D untuk Pasien Covid-19 | Waspada Membuang Bungkus Paket | Fenomena "Bediding" Musim Kemarau

Kompas.com - 17/07/2021, 17:02 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Kini, jika ada yang mengalami gejala maupun terinfeksi positif covid-19 bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri cukup di rumah saja.

Hal ini dikarenakan, pasien tanpa gejala dan bergejala ringan bisa disembuhkan utamanya dengan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, mnurut rekomendasi Kementerian Kesehatan, penderita Covid-19 gejala ringan dan tanpa gejala perlu minum vitamin C, D, dan zinc, atau multivitamin (dengan komposisi vitamin C, D, E, zinc).

Selain itu, menjaga kualitas isolasi mandiri dengan benar-benar sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan sehingga membawa dampak baik bagi penderita dan orang-orang di sekitarnya.

1. Seberapa Penting Pengaruh Vitamin D3 terhadap Pasien Terpapar Covid-19?

Menghadapi pasien covid-19, tulis Kompasianer Lilik Fatimah, baik itu keluarga atau teman kita mesti tetap tenang.

Apalagi, sepanjang menemani dokter dalam menangani pasien --- baik yang OTG maupun yang sudah jelas-jelas terinfeksi Covid, Vitamin D3 5000 IU selalu menjadi rujukan resep beliau kepada pasien.

Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan dengan mengonsumsi Vitamin C dosis tinggi, malah pemberian dosis tinggi bisa menimbulkan berbagai efek samping.

Selain diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi, Vitamin D menjaga kestabilan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Vitamin D, khususnya D3 juga bisa meredakan infeksi.

"Oh, ya. Kadar normal Vitamin D3 dalam tubuh berkisar antara 40-60 nanogram per mililiter. Defisiensi Vitamin D3 penderita Covid kategori berat berada di bawah rentang 15 nanogram per mililiter," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Testimoni Menggunakan Aplikasi Telemedicine untuk Konsultasi Covid-19

Beragam kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka virus covid-19 ini, seperti menggratiskan layanan telemedicine.

Ada 11 platform yang bermitra dengan Kemenkes dalam kebijakan ini dan semua platform tersebut bisa diunduh secara gratis.

Namun, ada 7 catatan yang Kompasianer Giovani Yudha berikan ketika mencoba beberapa platform tersebut, seperti waktu dan durasi konsultasi.

"Tolong hindari kebudayaan turun-temurun ini dalam melakukan konsultasi, yaitu basa-basi, sebab, durasi konsultasi antara 15-30 menit tergantung platform dan spesialisasi dokter," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Hati-hati Membuang Bungkus Paket!

Dalam sebuah bungkus paket terdapat dua data penting: data pengirim dan penerima.

Namun, lain hal dengan orang lain yang menemukan bungkus paket yang kita buang di tong sampah.

Menurut Kompasianer Edward Horas mungkin berpikir, buat apa orang cari-cari sampah? Kurang kerjaan saja! Kita tidak pernah tahu. Yang pasti, ada data di sana.

"Kita bisa melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi data pribadi, dimulai dari hati-hati saat membuang bungkus paket. Ada empat cara yang dapat mengamankan," tulisnya, (Baca selengkapnya)

4. Roberto Mancini 10 Tahun Lalu Sudah Tundukkan Sepak Bola Inggris

Roberto Mancini telah sukses membawa sepak bola Italia kembali berjaya di kancah Eropa dengan mengalahkan Inggris.

Kompasianer Hendro Santoso menilai karena memang ebenarnya Mancini bukan orang asing dalam kancah sepak bola Inggris dengan menjadi Manajer Manchester City dan membawa klub tersebut juara Premier League.

"Jadi wajar jika Mancini sangat mengenal sekali karakter sepakbola Inggris. Maka wajar pula dia mampu menundukkan Wembley untuk meraih trofi Euro 2020," tulisnya.

Trofi yang sudah lama sekali tidak pulang ke Italia yaitu sejak kejuaraan Euro tahun 1968 dimana saat itu Italia sebagai juaranya. (Baca selengkapnya)

5. Fenomena "Bediding", Waspadai Ular Masuk Pemukiman Warga

Memasuki musim kemarau, tulis Kompasianer Mawan Sidarta, biasanya banyak wilayah mengalami fenomena alam yang dalam Bahasa Jawa dinamakan "bediding".

Bediding ini kurang lebih suatu keadaan saat suhu udara mengalami perubahan cukup ekstrim.

Akan tetapi, fenomena bediding tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan manusia melainkan juga pada hewan.

Beberapa jenis hewan tertentu mungkin malah menjadi merajalela ketika suhu berubah secara ekstrim.

"Munculnya hewan-hewan tertentu di sekitar rumah tinggal kita pada saat bediding sekarang ini, seperti laron (rayap), tikus, semut merah, tokek, orong-orong, kelabang atau bahkan kalajengking," tulis Kompasianer Mawan Sidarta. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com