Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Gratiskan Biaya Angkut Oksigen untuk Penanganan Covid-19

Kompas.com - 18/07/2021, 11:24 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak usahanya KAI Logistik menggratiskan biaya angkut oksigen untuk penanganan pasien Covid-19.

Pada masa PPKM Darurat ini, promo diberlakukan dengan menggratiskan biaya angkutan oksigen dan tabung oksigen kosong menggunakan kereta api untuk kepentingan non komersial.

VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan bahwa layanan ini diperuntukkan bagi angkutan oksigen dan tabung oksigen kosong dengan tujuan pengiriman ke rumah sakit atau tempat lain yang ditentukan oleh Kementerian, Pemerintah Daerah atau Lembaga lain yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai sentra pengumpulan oksigen untuk aksi kemanusiaan tersebut.

Baca juga: Syarat Perjalanan KRL Diperketat, KAI: Mulai Senin Ada Pemeriksaan

"Promo ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat distribusi oksigen bagi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan Covid-19," ujar Joni dalam keterangannya, Minggu (18/7/2021).

Untuk syarat dan ketentuan selengkapnya terkait angkutan oksigen gratis menggunakan kereta api ini masyarakat dapat menghubungi call center KAI Logistik di Telepon 150121, email cs@kalogistics.co.id dan WhatsApp di 081388223205 serta di media sosial Instagram @kalogistics, twitter @KA_Logistics, dan Facebook KeretaApiLogistik.

Joni mengatakan, keunggulan angkutan barang menggunakan kereta api di antaranya adalah waktu pengiriman yang terjadwal, tepat waktu, lebih ramah lingkungan, serta aman.

Baca juga: Chandra Asri Salurkan 210 Ton Oksigen Cair ke Rumah Sakit di Jakarta dan Banten

“KAI sendiri sudah mendapatkan izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengangkut B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) kategori DG class 2 yakni berupa gas,” kata Joni.

Hadirnya layanan pengiriman oksigen dan tabung oksigen kosong secara gratis ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Dia berharap semakin banyak masyarakat yang membutuhkan oksigen untuk pengobatan Covid-19 dapat tertangani dengan segera

Baca juga: Pasokan Oksigen di Bangka Belitung Diprioritaskan untuk Kebutuhan Medis

Promo ini sudah direalisasikan dengan pengiriman sebanyak 122 ton oksigen melalui angkutan kereta api dengan rute Stasiun Kalimas, Surabaya menuju Stasiun Sungai Lagoa, Jakarta pada Jumat (16/7/2021).

Angkutan oksigen milik PT Virtue Dragon Nickel Industrial Park untuk Kementerian Kesehatan tersebut diangkut menggunakan 2 gerbong ISO Tank masing-masing berisi 28 ton oksigen dan 3 gerbong petikemas masing-masing berisi 22 ton oksigen.

“Pengiriman oksigen secara cuma-cuma ini merupakan bentuk dukungan KAI dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada masa PPKM Darurat,” ujar.

Baca juga: Sah, Sri Mulyani Bebaskan Pajak Impor Oksigen hingga Ventilator

Joni menegaskan, KAI secara konsisten mendukung penuh semua upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Seperti diketahui bersama, kenaikan kasus Covid-19 masih terus terjadi dan telah menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen nasional. Oksigen tersebut dibutuhkan oleh pasien Covid-19 baik di rumah sakit maupun di tempat isolasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com