"Bagaimana mentransformasi sebuah organisasi tua dengan 40 persen pegawai lulusan SD, 30 persen SMP. Sebuah bank tutup, bank lain bisa survive Kereta api tutup, hilang kereta apinya," ucapnya.
3. Terapkan rasa kemanusiaan
Meski seorang pemimpin, rasa kemanusiaan tetap harus diutamakan kepada para bawahan. Tapi perlu diingat, para karyawan juga harus dikendalikan dengan disiplin yang keras agar perubahan itu terjadi.
Bagaimana pun kata Jonan, perubahan di KAI menyangkut perubahan kultur yang sudah mendarah daging puluhan tahun. Untuk mengubahnya jadi lebih baik, dibutuhkan kerja keras dan ketegasan seorang pemimpin.
"Itu saya terapkan di kereta api, perlakukan prajurit saya dengan rasa kemanusiaan sebaik-baiknya, tapi saya kendalikan dengan disiplin yang sangat keras. Ini keberanian dari business manager, itu tugas saya," ucap dia.
Baca juga: Cerita Jonan Saat Awal Menjabat Dirut PT KAI: Mulai dari Bersihkan Toilet Stasiun
4. Eksekusi nomor satu
Didominasi oleh lulusan SD dan SMP rupanya tidak menghalangi perubahan yang terjadi di KAI. Pasalnya, setinggi apapun edukasi yang diambil atau teori yang bersarang di kepala, tidak akan ada gunanya bila tak ada eksekusi.
Jonan menyatakan, kerja keras menjadi yang paling penting dalam transformasi. Kerja keras ini harus dimulai dari orang nomor satu atau leader dalam sebuah perusahaan.
"Leading change itu kita selalu percaya strategy is important, tapi eksekusinya adalah segalanya. Kalau eksekusinya enggak bisa, percuma. Jadi tidak boleh omdo," beber Jonan.
Akhirnya berkat transformasi yang berhasil, pendapatan sebelum beban (top line) KAI naik sekitar 4 kali lipat. KAI pun bisa melunasi utang dan mencatat keuntungan setiap tahunnya.
"Bisnisnya sudah naik banyak. Waktu saya masuk kereta api itu top line kira-kira Rp 4,2 triliun, waktu saya pergi Rp 13,7 triliun. Sebelum Covid-19 top line sudah Rp 25-27 triliun setahun. Ini tumbuhnya 20-30 persen top line setahun," pungkas Jonan.
Baca juga: Tinggalkan Bank lalu Pilih KAI, Ini Ternyata Alasan Jonan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.