JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah mengakselerasi pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB) di tanah air yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan industrialisasi KBL-BB, sekaligus turut melakukan riset untuk pengembangan komponen, infrastruktur pendukung, hingga penanganan limbah baterai kendaraan listrik.
“Saat ini industrialisasi KBL-BB di Indonesia telah membentuk ekosistem penyiapan infrastruktur yang sudah mulai bergerak dengan melibatkan para pemangku kepentingan, diharapkan nantinya industri KBL-BB akan menjadi sektor unggulan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Senin (19/7/2021).
Baca juga: Industri Kendaraan Listrik, Menperin: Pemilik Sumber Bahan Baku Baterai Pegang Peranan Penting
Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan, optimalisasi program KBLBB memerlukan dukungan sarana dan prasarana baik fasilitas produksi untuk kendaraan itu sendiri maupun infrastruktur pendukungnya.
“Kemenperin terus mendorong percepatan program kendaraan bermotor hemat energi dan ramah lingkungan untuk transportasi jalan dalam rangka ketahanan energi, peningkatan efisiensi energi, dan konservasi energi di sektor transportasi,” kata Doddy.
Doddy menilai, hal ini juga sekaligus mendukung terwujudnya energi bersih, kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Industri Kemenperin, Heru Kustanto mengatakan, untuk mendukung sarana dan prasarana serta infrastruktur pendukung kendaraan listrik, Kemenperin telah melakukan beberapa penelitian terkait pengembangan baterai dan inftrastruktur pengisian listrik, sesuai yang ditetapkan dalam Prioritas Riset Nasional (PRN).
Ia menyebut, beberapa contohnya antara lain hasil rekayasa dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) dalam teknologi pembuatan baterai untuk sepeda motor listrik dalam bentuk pouch.
Baca juga: Akhir Juli 2021, LG Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia
“Kemudian dari sisi penggerak, BBLM telah melakukan retrofitting motor listrik sebagai dapur pacu kendaraan listrik,” sambung dia.
Adapun untuk mengatasi penanganan limbah akibat penggunaan baterai kendaraan listrik, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BPTPPI) Semarang telah melakukan riset circular economy baterai kendaraan listrik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.