Berbeda dengan strategi pemasaran yang dilakukan Puan, Ganjar Pranowo memilih memasarkan diri melalui media sosial.
Sampai awal 2021, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa, artinya ada 73,7 persen orang Indonesia yang terhubung dengan internet. (Kompas.com, 23/02/2021). Jumlah yang menggiurkan bagi pemasar untuk menawarkan produknya melalui kanal digital (internet).
Melalui berbagai platform digital, Ganjar rajin mengunggah aneka kegiatan yang dilakukan sebagai gubernur Jawa Tengah.
Ujungnya berbuah manis. Dibanding gubernur lain di Indonesia, Ganjar menjadi jawara untuk kanal Youtube dengan jumlah pengikut satu juta dua ribu orang. Jumlah unggahan Ganjar juga terbanyak, 912 video sampai tulisan ini dibuat (19/7/2021).
Untuk kanal instagram, Ganjar menduduki tempat ketiga (3,459 juta pengikut) dengan jawaranya Ridwan Kamil yang memiliki 13,817 juta pengikut.
Walaupun bukan yang terbanyak, Ganjar bisa mengoptimalkan instagramnya untuk membantu UMKM bangkit selama pandemi.
Tagar #LapakGanjar digunakan oleh para UMKM Jawa Tengah untuk menjajakan produknya dan sebagian besar sukses. (Majalah SWA, 23/09/2020).
Beriklan melalui digital memang memiliki banyak keunggulan. Pertama, biaya murah sehingga memungkinkan setiap orang dapat beriklan melalui salah satu platform digital.
Kedua, ketepatan pasar sasaran. Kecerdasan buatan mampu menganalisis kebiasaan pengguna digital sehingga produk yang diiklankan langsung tepat pada sasarannya.
Ketiga, pengukurannya jelas. Berapa jumlah konsumen yang mampir pada konten yang diiklankan, terhitung dengan jelas.
Berbagai keunggulan beriklan pada platform digital ini tetap bukan tanpa kelemahan. Salah satu kelemahan tersebut, riuh rendah.
Setiap orang yang membuka berbagai platform digital, ia tidak hanya dijejali oleh satu-dua iklan, namun banyak sekali iklan yang datangnya bertubi-tubi tiada bisa dicegah. Hadir bergantian meneror otak manusia.
Sementara durasi konsentrasi manusia pada dunia digital semakin memendek, tak lebih dari delapan detik.
Kawasan perbelanjaan Shinjuku Tokyo menggunakan cara tradisional membagi brosur atau mengangkat pamflet untuk menggaet konsumennya.
Puan Maharani dengan strategi konvensional melalui cara memasang baliho pada pengkolan-pengkolan jalan besar. Pada era serba digital ini tetap saja cara-cara lama memperoleh tempat terhormat.
Digital dan non digital saling melengkapi. Kecerdasan buatan dan sentuhan kemanusiaan berdampingan. Dunia memang indah adanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.