Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Politisi Nasdem Nilai Mentan SYL Bawa Perubahan Besar pada Pertanian RI

Kompas.com - 20/07/2021, 22:22 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Politisi Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Irma Suryani Chaniago menilai, kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) selama memimpin Kementerian Pertanian (Kementan) telah membawa perubahan besar pada pertanian Republik Indonesia (RI).

Pasalnya, kata dia, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sektor pertanian pada Juni 2021 mengalami kenaikan 33,04 persen month to month (MtoM) atau 15,19 persen secara year on year (YoY).

"BPS pun mencatat, secara nilai, ekspor dari sektor pertanian mencapai 0,32 miliar dolar Amerika Serikat (AS)," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (20/7/2021).

Ekspor nonmigas tersebut, kata dia, secara nasional telah menyumbang sebesar 93,36 persen dari total nilai ekspor periode Juni 2021 yang mencapai 18,55 miliar dolar AS atau meningkat 9,52 persen.

Adapun secara kumulatif, ekspor nonmigas selama Januari hingga Juni 2021 mengalami kenaikan sebesar 94,35 persen, di mana sektor pertanian mencapai 1,95 dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 14,05 persen.

Baca juga: Kementan Siapkan 1,7 Juta Ekor Hewan Kurban, Mentan: Harga Terkendali

“BPS juga mencatat sektor pertanian sejak triwulan II 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 16,24 quarter on quarter (QoQ) dengan nilai ekspor pada Januari-Desember naik sebesar 15,79 persen atau sekitar Rp 451,77 triliun,” papar Irma, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa (20/7/2021).

Lebih lanjut, Irma menyebutkan, para triwulan I 2021, sektor pertanian juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,95 (YoY).

Adapun, nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha petani (NTUP) pada Mei 2021mengalami kenaikan cukup signifikan. Kenaikan ini terjadi secara konsisten sejak Oktober 2020 hingga Mei 2021.

NTP Oktober 2020 sebesar 102,25, November 102,86, Desember 103,25, Januari 2021 sebesar 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93, kemudian Mei mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44 persen.

Baca juga: Kondisi Pandemi, Mentan SYL: 273 Juta Penduduk Butuh Makan

Sementara itu, NTUP mengalami kenaikan yang konsisten sejak Oktober 2020. Pada bulan ini nilai NTUP sebesar 1002,42. Kemudian NTUP November 2020 (103,28), Desember 2020 (104,00).

Lalu NTUP Januari 2021(104,01), Februari 2021 (103,72), Maret 2021 (103,87), April 2021 (103,55), Mei 2021 mencapai 104,04 atau naik 0,48 persen.

Repons Politisi PKB

Pernyataan Irma Suryani Chanigo terhadap kinerja Mentan SYL dan Kementan adalah sebagai repons terhadap kritik yang dilontarkan Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan.

“Statement (yang mengatakan) Mentan gagal meyakinkan Presiden (seperti) yang disebut Daniel, menurut saya asal bunyi dan tidak by data, karena faktanya sektor pertanian selalu tumbuh meyakinkan,” kata Irma.

Baca juga: Realisasikan Pertanian 4.0, Kementan Buka Perbengkelan Alsintan di Parigi

Sebelumnya, Politisi PKB Daniel Johan menilai kebijakan Kementan belum bisa meyakinkan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) bahwa pangan adalah kebutuhan penting dan mendasar.

Padahal, menurut Irma, seorang wakil rakyat harus selalu berbicara berdasarkan data, bukan asumsi.

“Seharusnya, di era pandemi seperti sekarang, partai-partai koalisi maupun partai-partai oposisi bersatu menyelamatkan jiwa rakyat! Bukan malah memolitisasi dan saling menyerang atas kedukaan rakyat akibat pandemi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com