JAKARTA, KOMPAS.com – Penasihat Wealth and Asset Management Indonesia (WAM Indonesia) Legowo Kusumonegoro mengungkapkan pentingnya keterbukaan keuangan keluarga di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Legowo, keuangan perlu dikelola secara transparan agar keluarga tidak mengalami kebingungan secara ekonomi jika pencari nafkah meninggal dunia.
Kerahasiaan keuangan dalam rumah tangga bisa membuat harta yang dimiliki sulit untuk diakses saat dibutuhkan.
“Tidak transparannya pengelolaan harta dan utang dapat memperburuk keadaan. Di masa pandemi yang mengganas, sikap tertutup dalam hal keuangan rumah tangga akan membawa dampak serius ketika salah satu pihak meninggal dunia,” ujar Legowo dalam siaran pers, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Perumnas Bidik Generasi Milenial Jadi Konsumen Utamanya
Legowo mengatakan, dalam rumah tangga terkadang suami dan istri tidak bicara secara terbuka soal keuangan. Padahal kata dia, keterbukaan sangat penting di tengah pandemi Covid-19.
"Setiap rumah tangga sebaiknya siap mengantisipasi keadaan yang terburuk di tengah pandemi. Penting sekali untuk meminta izin pasangan sebelum mengambil utang baru karena pada banyak kasus, beban utang akan diwariskan ke pasangan yang masih hidup,” kata dia.
Selain itu, keterbukaan keuangan juga bisa diwujudkan dengan membuat catatan keuangan. Misalnya terkait utang, bisa ditulis daftar nama pemberi utang, jumlah cicilan, hingga tanggal jatuh tempo. Tunjukkan catatan tersbeut ke pasangan dan diskusikan.
Menurut Legowo, beban utang merupakan tanggungan bersama. Dengan begitu, keluarga juga bisa memahami jika perlu melakukan penyesuaian gaya hidup agar beban utang tersebut bisa segera dilunasi tanpa perlu ada tambahan utang baru.
Baca juga: Pengguna DANA Bisa Beli Emas Fisik lewat Aplikasi
Legowo juga menyarakan agar setiap keluarga membuat catatan dan kumpulkan beragam dokumen yang menjadi bukti kepemilikan aset rumah tangga, seluruh bukti kepemilikan investasi, polis asuransi, buku tabungan, sertifikat deposito, sertifikat rumah, tanah, bukti kepemilikan kendaraan, emas, crypto currency, dan lain sebagainya.
Bahkan Legowo juga mengimbau agar setiap keluarga mencatatkan PIN ATM, mobile banking, e-mail, hand phone, online platform investasi, safe deposit box, dan lain sebagainya dan menyimpannya secara khusus dan diketahui tempat penyimpanannya oleh masing-masing pihak.
“Jangan sampai harta yang sudah disimpan tidak bisa diakses oleh pasangan dan anak jika diperlukan karena dirahasiakan sendiri,” kata dia.
Menurut Legowo, peran suami dan istri harus disejajarkan, agar siap dan bisa mengelola keuangan jika salah satu pihak harus menjalani perawatan intensif atau meninggal dunia. Berbagai risiko ini harus dibahas bersama, termasuk diskusi mengenai alternatif mata pencaharian baru jika kehilangan pencari nafkah.
Tidak butuh waktu lama untuk melakukan pendataan beban utang dan harta rumah tangga, tetapi dibutuhkan niat untuk mulai terbuka tentang masalah keuangan dengan pasangan dan anak-anak.
“Keterbukaan ini akan membawa manfaat terutama di saat darurat seperti di tengah pandemi yang mengganas,” ujarnya.
Baca juga: Angkut Kebutuhan PON XX Papua, Muatan Tol Laut Meningkat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.