Inaca sebagai satu-satunya asosiasi maskapai penerbangan nasional kembali menggelar diskusi untuk mencari solusi alternatif terbaik bagi kelangsungan penerbangan nasional pada Kamis, 22 Juli.
Kali ini kami bersama tim dari Universitas Pajajaran Bandung menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan mengambil tema Menangkal Ancaman Masa Depan Penerbangan Indonesia.
Sebagai peserta, kami mengundang para stakeholder di dunia penerbangan dan industri terkait baik dari maskapai, bandara, travel agen serta industri pariwisata nasional.
Baca juga: Cek Update Syarat Naik Pesawat untuk Penerbangan Domestik
Lebih dari 50 peserta mengikuti diskusi yang sangat hidup, dipandu teman saya, Arif Wibowo, ketua bidang maskapai tidak berjadwal Inaca yang juga Managing Director maskapai Airfast Indonesia.
Diskusi memang dilatarbelakangi keprihatinan terhadap kondisi penerbangan nasional dan industri-industri lain yang terkait, di mana pada masa pandemi ini terkena dampak paling parah.
Padal seperti dikatakan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dunia penerbangan mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional, yaitu sekitar 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menarik apa yang dikatakan Arsjad Rasjid bahwa dalam kondisi seperti sekarang ini diperlukan kolaborasi antar industri untuk bersama-sama bergerak dan mencari solusi bersama. Karena sekecil apapun setiap industri pasti akan bersinggungan dan berhubungan.
Jadi kolaborasi adalah salah satu jalan terbaik untuk membuat peta jalan (road map) untuk memecahkan masalah bersama. Dengan kolaborasi akan dapat dibuat sebuah konsep yang lebih lengkap yang benar-benar dapat memberi dampak pada pembangunan nasional.
Kami juga berterimakasih kepada Kadin yang kedepannya bersedia untuk terlibat lebih dalam dan lebih fokus pada dunia penerbangan. Kadin juga akan mendukung dibentuknya lembaga keuangan non bank yang khusus bergerak untuk sektor penerbangan.
Dengan demikian pembiayaan sektor penerbangan yang sangat besar, misalnya untuk pengadaaan pesawat, tidak lagi tergantung pada luar negeri.
Baca juga: Pandemi yang Mengubah Arah Industri Penerbangan Global
Di samping akan memudahkan investor untuk masuk dalam industri penerbangan, juga dapat menggairahkan industri lain terkait termasuk industri keuangan dalam negeri.
Dr. Prita Amalia dari Universitas Pajajaran memberikan paparan menarik dalam diskusi ini. Di antaranya terkait permasalahan-permasalahan yang saat ini dihadapi maskapai penerbangan saat ini. Menurutnya, ada 4 permasalahan utama.
Pertama kesulitan maskapai penerbangan dalam hal cash flow karena pesawat-pesawat tidak dapat dioperasikan untuk sementara waktu.
Kedua maskapai penerbangan masih harus membayar pajak pesawat, padahal pesawat tidak dioperasikan.
Ketiga beban pemenuhan kewajiban terhadap pihak lessor dalam hubungan sewa pesawat.
Dan keempat beban operasional pesawat udara seperti penyediaan avtur, biaya parkir pesawat dan lain-lain.