Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Targetkan Rp 21,9 Triliun dari IPO, Bukalapak Siap Perang Antar E-Commerce

Kompas.com - 24/07/2021, 20:03 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber Forbes


JAKARTA, KOMPAS.com - Bukalapak bakal menjadi perusahaan e-commerce, atau perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Meski hingga saat ini, perusahaan yang didirikan 11 tahun lalu tersebut masih belum mencatatkan laba atau masih merugi.

Pada penawaran saham perdana (IPO), Bukalapak menargetkan untuk bisa meraup dana sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 21,9 triliun. Bila terealisasi, IPO Bukalapak akan menjadi IPO terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Rencananya, saham Bukalapak akan diperdagangkan pada 6 Agustus 2021 mendatang.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam wawancaranya dengan Forbes yang dilansir Kompas.com, Sabtu (24/7/2021) pun mengungkapkan tahun pertamnya menjabat posisi tertinggi di salah satu unicorn di Indonesia sebagai tahun terberatnya.

Baca juga: Bukalapak IPO di Indonesia, Investor Bisa Pesan lewat Ajaib

Sebab, begitu ia diangkat sebagai CEO, ia harus menghadapi pandemi Covid-19.

"Bagi sebagian besar rekan saya, pandemi Covid-19 mungkin adalah krisis nyata pertama yang mereka hadapi di kehidupan dewasa mereka," ujar dia.

Meski demikian, ia meyakini seburuk apapun kondisi yang terjadi saat ini, bila perusahaan bisa bertahan, maka masa buruk akan bisa terlewati.

Hal itu berdasarkan pada pengalamannya selama menghadapi krisis tahun 2008 yang salah satu pemicunya adalah kebangkrutan perusahaan keuangan Amerika Serikat, Lehman Brothers.

"Kita sudah pernah melihat siklus ini sebelumnya. Seberat apapun kondisinya, selama kita berhasil, ini pasti bisa terlewati," ujar dia.

Presiden Direktur Emtek, perusahaan pemegang saham terbesar Bukalapak, Alvin Sariaatmadja, menyatakan keterjutannya terhadap animo investor baik dalam dan luar negeri terkait IPO Bukalapak. Sebab, dengan kondisi pandemi yang masih belum berakhir, ia menilai minat masyarakat terhadap IPO Bukalapak cukup tinggi.

Baca juga: Ingin Beli Saham IPO Bukalapak? Simak Caranya Berikut

"Kami sangat terkejut dengan momentum dan tingkat ketertarikan baik dari investor domestik dan internasional," ujar Alvin.

Dengan upaya penyerapan dana dari pasar saham, diharapkan Bukalapak mampu memiliki amunisi lebih untuk menghadapi persaingan di pasar e-commerce yang kian ketat.

Berdasarkan data Google, Tamasek, serta Bain, saat ini GoTo, Shopee, dan Lazada  saat ini merupakan pesaing Bukalapak di pasar e-commerce yang tumbuh 54 persen sepanjang 2020 dengan total GMV mencapai 32 miliar dollar AS.

Diproyeksi pada tahun 2025 mendatang, total GMV Indonesia bakal mencapai 83 miliar dollar AS.

Baca juga: Ini Catatan Analis atas Saham Bukalapak yang Akan Melantai di Bursa

Dengan target dana Rp 21,9 triliun dari IPO, Bukalapak berenccana menawarkan sahamnya di kisaran Rp 750 hingga Rp 850 per saham dengan total 19,3 miliar lembar saham yang akan diperdagangkan.

Rencana penggunaan dana IPO sebagai berikut, sekitar 66 persen akan digunakan PT Bukalapak.com Tbk sebagai modal kerja. Sisanya 34 persen akan digunakan sebagai modal kerja di entitas anak usaha, dengan rincian sekitar 15 persen akan dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia, sekitar 15 persen akan dialokasi kepada PT Buka Usaha Indonesia

Selanjutnya, Masing-masing sekitar satu persen akan dialokasikan ke PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte, Ltd, dan PT Five Jack.

Baca juga: Mau IPO, ASDP Kantongi Laba Rp 147 Miliar di Semester I 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com