Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dradjad H Wibowo
Ekonom

Ekonom, Lektor Kepala Perbanas Institute, Ketua Pembina Sustainable Development Indonesia (SDI), Ketua Pendiri IFCC, dan Ketua Dewan Pakar PAN.

Menyoal Percepatan Vaksinasi, setelah Presiden Tak Bisa Temukan Obat buat Pasien Covid-19 di Apotek

Kompas.com - 25/07/2021, 19:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DALAM sidak ke salah satu apotek di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (23/7/2021) petang, Presiden Joko Widodo mendapati bahwa obat antivirus Oseltamivir dan Favipiravir sedang kosong. Dua obat itu dipakai juga untuk penanganan pasien Covid-19.

Presiden lalu menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan dilapori kalau obat tersedia di Kimia Farma (KF) Bogor.

Saya yakin kondisi lapangannya memang seperti yang ditemukan Presiden. Ini juga berdasarkan pengalaman saya kesulitan mencari antivirus bagi beberapa kerabat, termasuk ke apotek yang dikunjungi Presiden.

Baca juga: Tak Temukan Obat Covid-19 di Apotek, Jokowi: Terus Saya Cari ke Mana?

Saya akhirnya bisa membeli Favipiravir, dibantu oleh kenalan yang kompeten.

Jumlah kasus aktif (JKA)

Temuan Presiden tersebut semakin menegaskan pentingnya Indonesia mempercepat vaksinasi. Terlebih lagi, situasi pelayanan kesehatan (yankes) kita sudah sangat berat, sebagaimana data dan analisis yang akan saya uraikan di bawah ini.

Saya mulai dengan melihat data JKA. Data ini sangat krusial bagi keputusan yankes, mulai dari penyediaan rumah sakit (RS), obat, oksigen, serta—lebih penting lagi—dokter dan tenaga medis lainnya.

Datanya saya ambil dari laman Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).

Karena data time series JKA untuk periode 1 Juni 2021-24 Juli 2021 tidak ditampilkan di laman resmi, saya juga merujuk ke salah satu laman Wikipedia yang mengunggah data dimaksud. Sumber laman ini adalah data harian KPC PEN, yang angkanya akurat pula untuk data pada kurun 22-24 Juli 2021.

Pada 1 Juni 2021, JKA tercatat sebanyak 101.325. Angka ini melonjak drastis menjadi 574.135 pada 24 Juli 2021.

Selama Juni 2021, kita perlu waktu 26 hari untuk "menaikkan" JKA sebanyak 100.000. Setelah itu, kita butuh waktu 8 hari dan terakhir hanya 3 hari. JKA menembus 500.000 pada 16 Juli 2021. Jadi, JKA berakselerasi dengan sangat cepat.

Akselerasi tersebut jelas memberi tekanan yang besar terhadap sistem yankes. Mari kita lihat kondisinya dari jumlah tempat tidur RS.

Saya cek ke materi presentasi Menko Luhut B Pandjaitan pada 6 Juli 2021, ternyata data jumlah tempat tidur tidak ditampilkan. Namun, pada 31 Agustus 2020, Bappenas menyebut Indonesia memiliki tempat tidur RS sebanyak 276.525 atau 1,33 per 1.000 penduduk.

Per 21 Januari 2021, tempat tidur yang dialokasikan bagi pasien Covid-19 adalah 81.032. Ini menurut Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof Abdul Kadir, yang juga menyebut jumlah RS sebanyak 2.979.

Pada 21 Juli 2021 juru bicara Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan jumlah tempat tidur Covid-19 sejak 17 Mei 2021 telah bertambah 45.592 menjadi 124.747. Artinya, jumlah sebelumnya adalah 79.155.

Dari jumlah yang baru tersebut, 91.787 tempat tidur sedang dipakai merawat pasien Covid-19. Disebutkan juga, 990 dari 3.083 RS sudah ditetapkan sebagai RS Covid-19.

Kita bisa melihat bahwa data dari kedua pejabat Kemenkes tersebut tidak klop, karena terdapat diskrepansi 104 RS dan 1.877 tempat tidur. Diskrepansi ini tentu membuat data bed occupancy rate (BOR) diragukan.

Terlebih lagi, ketika data dari jubir Kemenkes dihitung dengan asumsi pemakaian tempat tidur yang konstan, maka BOR sekarang hanya 73-74 persen. Jika benar demikian, mengapa sebagian penderita Covid-19 kesulitan mendapat tempat tidur RS?

Saya belum tahu berapa BOR yang riil. Yang jelas, JKA sudah mencapai dua kali lipat dari jumlah tempat tidur, dan minimal 4,5 kali lipat dari jumlah tempat tidur Covid-19. Karena itu, tidak heran jika banyak laporan kesulitan mendapatkan RS.

Bagaimana dengan jumlah dokter? Kondisinya lebih memprihatinkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com