Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Memaksimalkan Cuan Reksa Dana

Kompas.com - 26/07/2021, 09:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang sedikit lebih minim risiko daripada instrumen lainnya. Pasalnya, reksa dana memiliki manajer investasi (MI) yang mengurus portofolio nasabah.

Menurut Perencana Keuangan Finansialku, L. Nathania, CFP®, reksa dana bisa menjadi pilihan berinvestasi dengan modal yang lebih sedikit.

Selain berinvestasi di reksa dana, kamu juga bisa diversifikasi aset ke deposito, obligasi, dan saham.

“Sebuah poin plus besar bagi kamu yang memiliki keterbatasan waktu, dana, dan pengetahuan di pasar modal,” katanya.

Baca juga: Pilih Investasi yang Pasti dengan Reksadana Pendapatan Tetap

Nia mengatakan, reksa dana bisa digunakan sebagai tujuan keuangan jangka pendek hingga menengah.

Namun, sesuai jenisnya, tentu reksa dana tetap memiliki risiko yang berpengaruh bagi investor. Tetap diperlukan strategi yang benar untuk mendapatkan keuntungan atau return yang diinginkan.

Bila kamu tertarik berinvestasi di reksa dana, simak stategi untuk memaksimalkan keuntungan instrumen investasi ini:

1. Kenali jenis keuntungan reksa dana

Nia mengatakan, keuntungan investasi dalam reksa dana adalah capital gain. Artinya, ada peningkatan modal yang kamu investasikan selama memiliki holding period dan top-up menambah modal di investasi tersebut.

“Jadi, perlu faktor waktu bagi return untuk bekerja menumbuhkembangkan modal kita,” katanya.

Meski begitu, bila kamu ingin menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek, Nia menyebutkan, reksa dana bukan instrumen yang bisa memberikan keuntungan secara maksimal.

Sebab, selain adanya biaya manajemen atas kemudahan yang kamu dapatkan, pembayaran atas transaksi penjualan (redemption) reksa dana maksimal diselesaikan dalam 7 hari kerja (T+7) dari waktu order transaksi.

“Hal ini lebih lama beberapa hari dari transaksi penjualan saham yang menurut POJK 21/2018 harus diselesaikan maksimal dalam 2 hari kerja (T+2),” jelas Nia.

Baca juga: Laporan Transaksi Reksadana Via AKSes KSEI, Ini Cara Daftarnya

2. Sesuaikan dengan tujuan keuangan

Bila melihat esensinya, investasi merupakan kendaraan atau cara untuk mencapai tujuan keuangan kamu.

Nia mengilustrasikan bahwa dalam berinvestasi, tentu kamu berusaha mempercepat pencapaian tujuan keuangan dengan memanfaatkan return dan compound interest (prinsip bunga-berbunga) untuk melawan inflasi.

Sehingga, penting bagi kamu untuk memilih jenis reksa dana yang tepat untuk digunakan sebagai kendaraan tujuan keuangan.

Misalnya, Reksa Dana Saham (RDS) tentu tidak cocok untuk berinvestasi jangka pendek karena fluktuasinya terlalu tinggi.

Selain perhatikan jangka waktu berinvestasi, kamu juga perlu melihat return dari reksa dananya.

“Sebaiknya, sebelum berinvestasi, kamu sudah mengetahui kisaran return yang diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan keuangan,” jelasnya.

Kamu bisa gunakan kalkulator finansial untuk tahu berapa nominal yang harus ditabungkan pada bunga atau return berapa untuk bisa mencapai tujuan keuanganmu.

Baca juga: Reksadana Saham Loyo, Ini Penyebabnya

3. Berinvestasi secara berkala vs lumpsum

Terdapat dua jenis berinvestasi, yakni secara berkala dan secara lumpsum.

Investasi secara berkala (Dollar Cost Averaging/DCA) adalah strategi berinvestasi yang dilakukan dengan rutin menabung nominal uang ke suatu produk investasi.

“Dengan berinvestasi secara rutin tanpa dipengaruhi harga pasar, strategi ini dapat meminimalisasi risiko kerugian akibat fluktuasi harga,” sebut Nia.

Sedangkan investasi secara lumpsum dilakukan dengan berinvestasi sejumlah nominal dalam jumlah besar pada awal investasi.

Strategi ini efektif dilakukan pada produk investasi dengan fluktuasi harga yang tidak terlalu tinggi.

“Juga dapat dilakukan bagi kamu yang malas repot-repot melakukan beberapa transaksi,” katanya.

Tentunya kedua strategi tersebut memiliki tantangannya tersendiri. Untuk berinvestasi berkala, kedisiplinan adalah kunci utamanya.

Sedangkan berinvestasi secara lumpsum, penting untuk menentukan timing pembelian yang tepat.

“Kamu dapat menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi,” saran Nia.

Baca juga: Mengenal Reksadana Pasar Uang Beserta Untung Ruginya

4. Evaluasi kinerja reksa dana

Reksa dana adalah produk investasi yang dipengaruhi oleh permintaan dan pembelian pasar, sehingga fluktuasi tidak mungkin bisa dihindari.

Oleh karena itu, Nia menyarankan untuk rutin memonitor dan mengevaluasi kinerja reksa dana pilihan kamu.

Tentu tujuannya adalah untuk memastikan produk tersebut masih bisa digunakan sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan keuangan atau sudah waktunya berganti produk demi pencapaian target.

Selain mengevaluasi, penting juga untuk kamu bersabar karena investasi membutuhkan waktu.

“Kalau setiap minggu kamu mengharapkan pertumbuhan modal signifikan di reksa dana, maka bisa jadi kamu salah pesan menu,” tutup Nia. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com