Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Beberapa Pekan, Harga Bitcoin Kembali Lampaui Rp 500 Juta

Kompas.com - 26/07/2021, 16:01 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bitcoin kembali menguat dan mendekati level harga 40.000 dollar AS per keping pada perdagangan hari ini, Senin (26/7/2021).

Dikutip dari Coinmarketcap, harga bitcoin diperdagangkan di kisaran 38.100 dollar AS per keping atau sekitar Rp 552,45 juta dollar AS per keping. Nilai tersebut menguat 9,95 persen bila dibandingkan dengan waktu perdagangan yang sama 24 jam yang lalu.

Sementara bila dibandingkan dengan sepekan yang lalu, harga bitcoin melonjak 20,64 persen.

Penguatan harga bitcoin pun diikuti oleh mata uang kripto lain, seperti ethereum yang harganya menguat 7,28 persen menjadi di kisaran 2.329,19 dollar AS per keping atau sekitar Rp 33,77 juta per keping. Bila dibandingkan dengan waktu perdagangan yang sama sepekan yang lalu, harga ethereum bahkan melejit hingga 22,81 persen.

Baca juga: Akhir Pekan, Harga Bitcoin dkk Melesat

Dilansir dari CNBC, harga bitcoin menguat mendekati 40.000 dollar AS untuk pertama kalinya sejak enam pekan yang lalu, atau sekitar pertengahan Juni lalu.

Sebelumnya, bitcoin bahkan sempat diperdagangkan di bawah 30.000 dollar AS per keping.

Beberapa pihak telah mengkhawatirkan harga bitcoin bisa terkoreksi jauh bila aksi jual yang dilakukan oleh investor di berbagai penjuru dunia terus berlanjut.

"Saya pikir kita sudah melihat akumulasi periode di ksiaran 29.000 hingga 30.000 dan saat ini terindikasi bullish dan ada potensi bergerak ke arah 40.000 dollar AS untuk bitcoin," ujar Head of Business Development Luni Vivay Ayyar seperti dilansir Kompas.com dari CNBC.

Harga bitcoin yang menguat signifikan di awal pekan ini tak terlepas dari pernyataan CEO Elon Musk beberapa waktu lalu.

Pada sebuah acara, bersama dengan CEO twitter Jack Dorsey dan CEO Ark Invest Cathie Wood, Musk mengatakan, Telsa bakal kembali menerima bitcoin sebagai salah satu alat transaksi pembelian mobil.

Baca juga: Mata Uang Kripto adalah Uang Digital, Begini Cara Kerjanya

Sebab, sebagian besar tambang bitcoin kini mulai bergeser menggunakan energi terbarukan.

Pada Mei lalu, Tesla memutuskan untuk menghentikan transaksi dengan bitcoin karena kekhawatiran mengenai dampak lingkungan atas besarnya penggunaan bahan bakar fosil pada proses penambangan bitcoin.

Beberapa pihak menilai, massalah yang membebani harga bitcoin dalam beberapa pekan terakhir mulai teratasi.

China dalam beberapa bulan terakhir telah memperbarui tindakan kerasnya terhadap mata uang kripto yang menargetkan penambangan dan perdagangan aset kripto. Di sisi lain, kekhawatiran tentang jejak karbon penambangan bitcoin mulai berkurang.

"Efek dari kekhawatiran terhadap dampak lingkungan atas proses penambangan serta peraturan pemerintah China telah mulai pudar," ujar Brammer dari Luxor Mining.

Baca juga: Indodax: JP Morgan Jadi Bank Pertama yang Kelola Dana Investasi Aset Kripto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com