JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak turun 1 dollar AS per barel pada perdagangan awal pekan ini karena kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bahan bakar yang disebabkan oleh penyebaran varian Covid-19 serta perubahan aturan impor di China.
Senin (26/7/2021) pukul 16.15 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 turun 97 sen dollar AS atau 1,3 persen menjadi 73,13 dollar AS per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah jenis Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2021 berada di 71 dollar AS per barel setelah turun 1,07 dollar AS per barel.
Baca juga: Harga Minyak Jatuh karena Kesepakatan OPEC+ dan Kekhawatiran terhadap Covid-19
Kasus virus corona terus meningkat selama akhir pekan dengan beberapa negara melaporkan rekor kenaikan harian dan memperpanjang tindakan penguncian yang dapat memperlambat permintaan minyak.
China, yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia, juga mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Selain itu, tindakan keras Beijing terhadap penyalahgunaan kuota impor yang dikombinasikan dengan dampak dari harga minyak mentah yang tinggi dapat membuat pertumbuhan impor minyak China merosot ke level paling lambat dalam dua dekade tahun ini.
Walau pun di satu sisi, tingkat penyulingan di Negeri Tirai Bambu diperkirakan meningkat pada paruh kedua.
"Varian delta masih menyebar dan China sudah mulai menekan sehingga pertumbuhan impor mereka tidak akan sebesar itu," kata Avtar Sandu, Senior Commodities Manager Phillips Futures di Singapura, sebagaimana dikutip dari Reuters via Kontan.co.id, merujuk pada penyulingan independen.
Permintaan Amerika Serikat (AS) yang kuat dan ekspektasi pasokan yang ketat telah membantu kedua kontrak minyak acuan ini pulih dari penurunan 7 persen pada Senin (18/7) lalu untuk menandai kenaikan pertama mereka dalam 2-3 minggu di pekan lalu.
Baca juga: Lampaui Indonesia, Malaysia menjadi Pemasok Minyak Sawit Utama India
Pasar minyak global diperkirakan akan tetap defisit meskipun ada keputusan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk meningkatkan produksi sepanjang sisa tahun ini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.