Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi dari Singapura Masih Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 27/07/2021, 17:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Singapura masih menjadi negara yang mendominasi investasi langsung dari asing atau penanaman modal asing (PMA) di Indonesia.

Sementara itu, investasi dari Belanda kian meningkat menggeser posisi Jepang.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan, realisasi investasi Singapura pada kuartal II-2021 sebesar 2,1 juta dollar AS.

Baca juga: Realisasi Investasi Semester I-2021 Rp 442,8 Triliun, Baru 49,2 Persen dari Target

Kemudian, ada Hong Kong di peringkat kedua dengan nilai investasi mencapai 1,4 juta dollar AS.

"Jadi Singapura tetap masih di nomor satu, kemudian Hong Kong. Menariknya Belanda ini menggeser Jepang," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).

Ia menjelaskan, pada kuartal II-2021 investasi dari Belanda tercatat mencapai 1,1 juta dollar AS, sehingga menjadi posisi ketiga terbesar menggantikan Jepang yang nilai investasinya mencapai 700.000 dollar AS.

Sementara di posisi kelima ada China dengan nilai investasi sebesar 600.000 dollar AS.

Menurut Bahlil, meningkatnya peringkat Belanda sebagai investor Indonesia, menunjukkan kepercayaan dunia internasional khususnya dari Eropa.

Baca juga: Realisasi Investasi Kuartal II-2021 Capai Rp 223 Triliun

Ia bilang, setelah Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit, Belanda memang dijadikan sebagai hub investasi oleh beberapa negara.

"Belanda masuk tiga besar, ini artinya sebuah pesan positif bagi kepercayaan dunia internasional khususnya Eropa kepada Indonesia. Ketika terjadi Brexit, Belanda memang dijadikan hub oleh beberapa negara," jelas dia.

Terkait menurunnya peringkat investasi dari Jepang, Bahlil mengakui, langkah Negeri Sakura itu menarik para pekerjanya dari Indonesia akibat lonjakan pandemi Covid-19, turut memberikan pengaruh.

Kendati demikian, ia memastikan, pemerintah akan melakukan komunikasi dengan pihak Jepang untuk membahasnya dan mencari solusi.

Namun, terkait dampak kebijakan Jepang tersebut terhadap investasi di kuartal III-2021, Bahlil bilang belum memperhitungkannya.

Baca juga: Investasi Reksa Dana, Apakah Menguntungkan?

"Harus diakui setiap perusahaan yang sedang menjalankan operasi, ketika sebagian tenaga ahli pulang, pasti ada dinamika dalam percepatan pekerjaan. Dinamika ini harus kita lakukan upaya bagaimana memediasi mereka untuk bisa diselesaikan," kata dia.

"Kemudian apakah ada dampaknya di kuartal III? Saya belum bisa jawab sekarang, ini harus tanyakan ke mereka apa masalah dan solusi yang dibuat. Tolong kasih kami kesempatan sedikit untuk deteksi perusahaan mana saja yang tenaga kerjanya balik," lanjut Bahlil.

Adapun realisasi investasi PMA di sepanjang semester I-2021, tetap Singapura yang menjadi investor terbesar dengan nilai investasi mencapai 4,7 juta dollar AS.

Kemudian, diikuti Hong Kong dengan investasi mencapai 2,2 juta dollar AS.

Selanjutnya pada posisi ketiga oleh China dengan nilai investasi sebesar 1,6 juta dollar AS, lalu Belanda dengan nilai investasi 1,2 juta dollar AS, serta Korea Selatan dengan nilai investasi 1,07 juta dollar AS.

Baca juga: Prudential Indonesia Luncurkan Dana Investasi PRULink Dollar AS

Sementara Jepang ada di posisi keenam dengan nilai investasi sebesar 1,03 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com