Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021 Jadi 3,9 Persen

Kompas.com - 28/07/2021, 11:57 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) mengoreksi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,9 persen tahun 2021 ini. Hal tersebut berdasarkan laporan World Economic Outlook terbaru edisi Juni 2021.

Proyeksi IMF tersebut lebih rendah 40 basis points (bps) bila dibandingkan dengan perkiraan lembaga donor tersebut pada edisi April 2021.

Sementara untuk tahun 2022, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,9 persen.

Indonesia tidak menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mengalami revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi.

IMF juga mengoreksi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi Filipina dan Malaysia.

Baca juga: Perangi Covid-19, IMF Sebut Dunia Butuh Dana Rp 715 Triliun

Pada April lalu, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malaysia di kisaran 5,5 persen.

Namun, pada proyeksi bulan ini, pertumbuhan ekonomi Malaysia sepanjang tahun 2021 terkoreksi menjadi di kisaran 4,7 persen.

Sementara Filipina, yang sebelumnya diperkirakan mampu tumbuh hingga 6,9 persen di tahun 2021 ini, dikoreksi menjadi sebesar 5,4 persen.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi untuk negara berkembang pun mengalami revisi ke bawah sebesar 0,4 persen.

"Sebagian besar karena pertumbuhan (ekonomi) mengalami koreksi ke bawah untuk ekonomi berkembang di kawasan Asia," jelas IMF dalam laporan mereka yang dikutip Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

India, misalnya, kinerja perekonomian untuk tahun 2021 diperkirakan bakal tumbuh 9,5 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi India tersebut mengalami koreksi 3 poin persentase bila dibandingkan dengan perkiraan di bulan April lalu.

Baca juga: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia 2021 Jadi 7,2 Persen

Di sisi lain, China juga mengalami koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 8,1 persen untuk tahun 2021 ini.

"Prospek pertumbuhan ekonomi di India telah mengalami koreksi ke bawah seiring dengan gelombang kedua pandemi COvid-19 yang cukup parah sepanjang Maret-Mei 2021 dan diperkirakan akan mengalami proses pemulihan yang cukup lamban. Dinamika serupa terjadi di kawasan ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam), di mana gelombang terbaru menyebabkan perlambatan aktivitas," tulis IMF.

Secara keseluruhan, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di kisaran 6 persen untuk tahun 2021. Angka tersebut tidak berubah dibandingkan dengan proyeksi April lalu,
Sementara pada tahun 2022, perekonomian global diperkirakan tumbuh 4,9 persen.

"Meski tahun 2021 proyeksi tidak berubah dari April lalu, terdapat revisi yang menjadi penyeimbang antara negara maju dan berkembang. Hal ini menunjukkan perbedaan dari perkembangan pandemi dan pergesaran kebijakan," tulis IMF.

Baca juga: BI Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 3,5 hingga 4,3 Persen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia 19 Maret 2024

Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia 19 Maret 2024

Whats New
Strategi Mendagri Tekan Laju Inflasi Jelang Lebaran

Strategi Mendagri Tekan Laju Inflasi Jelang Lebaran

Whats New
PGN Resmikan HSSE Demo Room Medan untuk Tingkatkan Keamanan Aktivitas Operasi Gas Bumi

PGN Resmikan HSSE Demo Room Medan untuk Tingkatkan Keamanan Aktivitas Operasi Gas Bumi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com