JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi pandemi Covid-19 mendorong percepatan digital di berbagai sektor, tak terkecuali sektor finansial.
Banyaknya jumlah milenial yang melek digital, nyatanya tidak diimbangi dengan pengetahuan atau literasi keuangan yang mencukupi, sehingga tidak dapat memitigasi risiko dengan baik.
“Milenial itu adalah critical economy, kalau anak muda tidak punya literiasi keuangan, masa depan akan mengkhawatirkan. Mahasiswa juga belum ‘ngeh’ bagaimana caranya berinvestasi, dan belum optimal,” ujar Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan secara virtual, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Apa Itu Spekulasi dan Bedanya dengan Investasi?
Dia bilang, saat ini banyak milenial cenderung lebih memilih untuk memanfaatkan uang yang dimiliki untuk kesenangan, tetapi lupa untuk menabung dan berinvestasi.
“Anak muda juga rentan finansial, kegalauan-kegalauan ketika pandemic, karena mereka masih mudah menggunakan uang untuk kesenangan dibandingkan dengan nabung atau invstasi,” jelas dia.
Nah, untuk memudahkan milenial berinvestasi, Junanto membagikan 4 tips berinvestasi untuk pemula :
Junanto mengungkapkan, milenial harus memahami kondisi keuangannya dengan benar. Sebab, dalam berinvestasi ada banyak instrumen yang harus dipilih, seperti saham, reksa dana, emas, atau bahkan properti. Jangka waktu investasi juga beraneka ragam mualai dari jangka waktu pendek, menengah, hingga panjang.
“Milenial harus memahami kondisi keuangan, karena kalau investasi itu ada banyak (ragamnya). (Uang) mau dialokasikan ke mana ini harus dipahami,” kata dia.
Tips melakukan investasi selanjutnya untuk milenial adalah mengetahui dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Menurut Junanto, keinginan dan kebutuhan memiliki perbedaan yang tipis, sehingga perlu cermat demi mencapai target finansial yang baik ke depannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.