Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Targetkan NPL Turun ke 3,9 Persen di Akhir Tahun

Kompas.com - 28/07/2021, 19:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) bisa turun menjadi 3,8-3,9 persen di akhir tahun dari level 4,1 persen di kuartal II-2021.

"Kami menginginkan kalau bisa NPL menembus di bawah 4 persen. Sekitar 3,9 persen kira-kira. Mudah-mudahan bisa,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Tahun Ini BTN Bakal Tutup 29 Kantor

Bila melihat kurun 6 bulan terakhir atau sejak akhir 2020 hingga pertengahan 2021, tren NPL BTN menurun sekitar 20-25 basis poin.

Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu mengatakan, pada akhir 2020 NPL perseroan sebesar 4,37 persen lalu turun menjadi 4,1 persen di akhir Juni 2021.

"Katakanlah kecepatan (penurunannya) sama, maka hitung-hitungan kasarnya bisa 3,8 persen-3,9 persen. Target akhir tahunnya segitu,” ungkap Nixon.

Menurut dia, untuk mencapai target penurunan NPL tersebut, BTN telah menyiapkan dua strategi.

Pertama, perseroan akan meninjau kembali nasabah-nasabah yang mendapatkan program restrukturisasi Covid-19 di pertengahan tahun lalu atau artinya sudah jatuh tempo di tahun ini.

Baca juga: BTN Kantongi Laba Bersih Rp 920 Miliar pada Kuartal II-2021

Nixon menyakini, ada beberapa nasabah yang berhasil keluar dari program restrukturisasi Covid-19 karena usaha atau pendapatannya kembali pulih.

Namun, ia tidak menampik bila masih ada nasabah yang kreditnya akan tetap macet karena belum mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, ada juga kredit nasabah yang bisa diperpanjang hingga batas akhir program restrukturisasi.

Semua kondisi tersebut. menurut Nixon, sudah termasuk dalam perhitungan target penurunan NPL perseroan di akhir tahun.

"Jadi itu kita hitung sudah masuk dalam prediksi 3,8 persen-3,9 persen target NPL," imbuh dia.

Baca juga: BTN Salurkan Bansos Pemerintah Rp 433,7 Miliar Selama PPKM Darurat

Lalu strategi kedua, dengan menyiapkan program untuk menjual aset-aset kredit macet kepada beberapa investor.

Nixon bilang, sudah ada investor yang melakukan due diligence kepada BTN dan menyatakan berminat untuk membeli rumah-rumah kredit macet.

Menurut dia, saat ini BTN sedang mendiskusikan dengan investor terkait harga dan mekanisme pembarannya.

Dia menargetkan, kesepakatan bisa tercapai dan transaksi dapat terealisasi di tahun ini.

"Kami lagi bahas mekanisme pembayaran, syarat maupun harga. Kami belum bisa sebutkan nilainya. Tapi mudah-mudahan ada penjualan yang lumayan, yang bisa dilakukan tahun ini. Diskusinya masih seputar berapa diskonnya. Ini adalah bagaimana upaya kami menjaga NPL rasio agar membaik,” papar Nixon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com