Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Program Magister Terapan STIP Jakarta Ditutup, Ada 2.710 Peminat

Kompas.com - 28/07/2021, 20:33 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menutup proses pendaftaran penerimaan mahasiswa Program Magister Terapan (S2) di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta pada pekan lalu.

Tercatat, sebanyak 2.710 pendaftar yang berminat terhadap program pascasarjana ini sejak di buka pada awal Mei 2021.

Ketua STIP Jakarta Amiruddin mengatakan, program S2 STIP Jakarta di bidang pelayaran ini merupakan proyek percontohan bagi sekolah tinggi di sektor lainnya yang ada di bawah pengelolaan Badan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kemenhub dalam mengadakan prodi magister terapan.

Baca juga: Pesepeda Langgar Aturan, Dirjen Perhubungan Darat: Bisa Saja Sepedanya Ditahan...

"Sejak awal pendaftar di gelombang I pada Mei, lalu gelombang II di Juni, hingga gelombang III di Juli ada sekitar 2.710 orang yang ingin mengetahui program S2 ini, hal itu tercatat resmi di website penerimaan mahasiswa baru kami. Lalu dari jumlah tersebut sebanyak 105 orang resmi mendaftar untuk mengikuti program S2," jelas Amiruddin dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).

Ia menjelaskan, peminat yang ingin mengikuti program ini terdiri dari berbagai golongan.

Secara rinci, dari 105 pendaftar tersebut sebanyak 40 persen berasal dari PNS umum, 25 persen dari PNS Kemenhub, TNI, dan Polri, serta 19 persen dari karyawan swasta dan sisanya merupakan karyawan BUMN.

Dari para pendaftar tersebut dilakukan seleksi administrasi akademik sehingga tersaring menjadi ada 62 orang mahasiswa.

Sebanyak 30 orang masuk ke program studi (Prodi) Pemasaran Inovasi dan Teknologi Program Magister Terapan (M.Tr.M) dan 32 orang masuk Teknik Keselamatan dan Resiko Program Magister Terapan (M.Tr.T).

Baca juga: STIP Jakarta Buka 2 Prodi Magister Terapan, Intip Prospek Karier Lulusannya

Meski demikian, dari 62 orang yang lolos seleksi administrasi akademik itu, masih harus melalui tahap seleksi administrasi keuangan biaya kuliah hingga 10 Agustus 2021.

Jika semua persyaratan itu selesai dilengkapi, para pendaftar pun akan resmi ditetapkan sebagai mahasiswa baru.

"Kami menargetkan satu kelas atau satu prodi terdiri dari 25 mahasiswa, namun dari dari data saat ini sepertinya lebih dari jumlah tersebut, sekitar lebih 5 hingga 6 mahasiswa," ungkap Amiruddin.

Rencananya, proses belajar-mengajar akan dimulai pada 20 Agustus 2021 mendatang.

Amiruddin pun memastikan, pengajar program S2 bidang pelayaran ini diisi oleh para profesional di bidangnya, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi ada dari luar negeri.

Baca juga: Kemenhub Gencarkan Vaksinasi di Pelabuhan untuk Warga Sekitar

"Mulai dari ahli pendidikan, ahli dibidang transportasi laut, pelaku usaha, pewakilan dari regulator dan operator, hingga mendatangkan guru tamu dari World Maritime University, Sweden," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembukaan program vokasi ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kemaritiman.

Selain itu, diharapkan menjadi percontohan bagi sekolah tinggi di sektor lainnya yakni darat, udara, dan perkeretaapian untuk mengadakan prodi magister terapan.

“Program Magister Terapan di bidang pelayaran ini adalah yang pertama ada di Indonesia. Keberadaan prodi ini diharapkan semakin meningkatkan kualitas SDM maritim Indonesia,” ujar Budi Karya dalam keterangannya, Rabu (2/6/2021) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com