JAKARTA, KOMPAS.com – Percepatan dalam digitalisasi mendorong terciptanya jenis-jenis pekerjaan baru yang membutuhkan skill yang lebih kompleks.
Hal ini penting bagi para generasi muda untuk tetap melakukan pengembangan diri agar tidak ketinggalan dengan kebutuhan pasar kerja yang ada.
Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengungkapkan, akan ada banyak pekerjaan yang terdampak otomatisasi saat ini.
Baca juga: Otomatisasi Robot Diklaim Bisa Kurangi Tingginya Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia
Di tahun 2030, Kemenaker memprediksi akan ada 10 juta jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebagai dampak dari otomatisasi tersebut.
“Kami sudah melakukan deskripsi dan telaah, kira-kira ada banyak pekerjaan yang muncul ada juga pekerjaan yang hilang dan berubah. Analisis kami, akan ada 23 juta jenis pekerjaan akan terdampak oleh otomatisasi, dan 10 juta pekerjaan baru yang belum pernah ada akan muncul di Indonesia tahun 2030,” kata Anwar di acara virtual Pasar Sakti, Kamis (29/7/2021).
Anwar menilai, dari 10 juta lapangan pekerjaan baru tersebut akan menyerap (minimal) 8-9 persen kebutuhan tenaga kerja atau dengan kata lain, 6-29 juta orang Indonesia harus mengikuti pelatihan untuk jenis pekerjaan baru tersebut atau reskilling.
Anwar mengatakan, beberapa permintaan tinggi dari pasar kerja yang saat ini seperti kebutuhan tenaga kerja di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, pemasaran digital, hingga ahli di bidang manajemen risiko.
Baca juga: Pekerja yang Terkena PHK Bisa Manfaatkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Sementara permintaan tenaga kerja yang menurun seperti entry data, teller, layanan pos, manajemen humas dan sebagainya.
“Kita juga sudah memetakan di dalam pasar kerja pemikiran analisis inovatif dan strategi pembelajaran, pemecahan masalah kompleks, pemikiran dan analisis kritis, dan kreatifitas. Maka itu kita harus melakukan investasi untuk pengembangan SDM. Kita harus melakukan semacam analisis untuk menemukan model pelatihan baru yang menjawab tantangan transisi kerja ini,” jelas dia.
Anwar mengatakan, dalam digitalisasi ini ia juga mendorong munculnya gig economy, di mana hubungan kerja semakin fleksibel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.