Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenaker: 10 Juta Pekerjaan Baru yang Belum Pernah Ada Akan Muncul pada 2030

Kompas.com - 30/07/2021, 07:21 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Percepatan dalam digitalisasi mendorong terciptanya jenis-jenis pekerjaan baru yang membutuhkan skill yang lebih kompleks.

Hal ini penting bagi para generasi muda untuk tetap melakukan pengembangan diri agar tidak ketinggalan dengan kebutuhan pasar kerja yang ada.

Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengungkapkan, akan ada banyak pekerjaan yang terdampak otomatisasi saat ini.

Baca juga: Otomatisasi Robot Diklaim Bisa Kurangi Tingginya Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia

Di tahun 2030, Kemenaker memprediksi akan ada 10 juta jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebagai dampak dari otomatisasi tersebut.

“Kami sudah melakukan deskripsi dan telaah, kira-kira ada banyak pekerjaan yang muncul ada juga pekerjaan yang hilang dan berubah. Analisis kami, akan ada 23 juta jenis pekerjaan akan terdampak oleh otomatisasi, dan 10 juta pekerjaan baru yang belum pernah ada akan muncul di Indonesia tahun 2030,” kata Anwar di acara virtual Pasar Sakti, Kamis (29/7/2021).

Anwar menilai, dari 10 juta lapangan pekerjaan baru tersebut akan menyerap (minimal) 8-9 persen kebutuhan tenaga kerja atau dengan kata lain, 6-29 juta orang Indonesia harus mengikuti pelatihan untuk jenis pekerjaan baru tersebut atau reskilling.

Anwar mengatakan, beberapa permintaan tinggi dari pasar kerja yang saat ini seperti kebutuhan tenaga kerja di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, pemasaran digital, hingga ahli di bidang manajemen risiko.

Baca juga: Pekerja yang Terkena PHK Bisa Manfaatkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Sementara permintaan tenaga kerja yang menurun seperti entry data, teller, layanan pos, manajemen humas dan sebagainya.

“Kita juga sudah memetakan di dalam pasar kerja pemikiran analisis inovatif dan strategi pembelajaran, pemecahan masalah kompleks, pemikiran dan analisis kritis, dan kreatifitas. Maka itu kita harus melakukan investasi untuk pengembangan SDM. Kita harus melakukan semacam analisis untuk menemukan model pelatihan baru yang menjawab tantangan transisi kerja ini,” jelas dia.

Anwar mengatakan, dalam digitalisasi ini ia juga mendorong munculnya gig economy, di mana hubungan kerja semakin fleksibel.

Misalkan saja, pekerjaan yang tidak perlu dilakukan dari kantor, dan bisa dimanapun dan kapanpun untuk melakukan pekerjaan.

“Besarnya penduduk milenial dan generasi Z mendorong peningkatan pekerja paruh waktu. Karena anak muda sekarang sudah tidak mau bekerja dalam posisi yang terikat dengan norma-norma yang tidak update di masanya,” jelas dia.

Baca juga: Pekerja yang Terkena PHK Bisa Manfaatkan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Dari data BPS tahun 2016-2020 ada penambahan 10 juga orang yang bekerja paruh waktu dangan tingkat fleksibilitas tingggi dari sebelumnya 23,2 juta menjadi 33,3 juta.

Adapun langkah yang dilakukan kemnaker untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini adalah meningkatkan pemanfaatan teknologi dan transformasi untuk meningkatkan capital income, capital social dan capital cultural melalui kepemilikan sertifikasi.

“Untuk masa depan, kami menentukan beberapa arah, pertama penciptaan ekosstm ketegakerjaan yg kondusif, aturan yang jelas dari pemberi investasi, jaminan pekerja, perlindungan tenaga kerja, dan terakhir bagaimana kita mmpersiapkan tenaga kerja malalui digitalisasi,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com