Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Merangkak Naik, Ekonomi AS Tumbuh 6,5 Persen di Kuartal II

Kompas.com - 30/07/2021, 07:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan sebesar 6,5 persen pada semester I 2021.

Capaian ini merupakan laju tercepat sejak tahun 2020, meski lebih kecil dari perkiraan para ekonom di angka 8,5 persen.

Mengutip CNN, Jumat (30/7/2021), PDB riil negeri Paman Sam itu telah pulih dan tumbuh tinggi dibanding level pra-pandemi.

Baca juga: Kemenkeu: Investasi Dapat Terus Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

Biro Riset Ekonomi Nasional melaporkan, kontraksi akibat pandemi Covid-19 merupakan resesi terpendek sepanjang sejarah AS, yakni hanya berlangsung 2 bulan pada Maret-April 2020.

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini sedikit meningkat dibanding kuartal I sebesar 6,3 persen.

Pertumbuhan ditopang oleh lebih banyak pengeluaran/konsumsi, sehingga memicu kenaikan inflasi di atas perkiraan akibat putaran stimulus terakhir yang digelontorkan pemerintah.

Selain itu, optimisme konsumen kembali meningkat karena adanya pembukaan kembali ekonomi dan upaya vaksinasi lanjutan.

Rumah tangga akhirnya banyak mengonsumsi layanan, utamanya makan di luar dan mulai bepergian.

Baca juga: Ini Alasan IMF Revisi ke Bawah Outlook Ekonomi Negara Emerging Termasuk RI

Adapun peningkatan konsumsi terlihat dari tingginya angka inflasi sepanjang musim semi. Indeks harga konsumsi pribadi naik menjadi 6,4 persen pada kuartal II 2021. Peningkatan ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1982.

Jika hitungan menghapus harga barang-barang bergejolak (volatile food) seperti komoditas makanan dan energi, indeks mencapai angka 6,1 persen, yang sama-sama merupakan angka tertinggi sejak tahun 1983.

Lonjakan inflasi hanya sementara

Meski inflasi terus meningkat tiap bulan, bank sentral AS The Fed memperkirakan inflasi ini hanya sementara.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, kenaikan harga yang ekstrim hanya terbatas pada beberapa sektor yang secara khusus terpengaruh oleh pandemi.

Tapi, laporan dari biro statistik menyatakan, kenaikan harga juga didorong oleh faktor mendasar, seperti pasokan terkendala dan kurangnya tenaga kerja.

Sedangkan, investasi residensial dan belanja pemerintah menurun pada kuartal II ini.

Berbanding terbalik dengan belanja konsumen yang cukup kuat, mengimbangi hambatan pemulihan ekonomi.

Baca juga: BI Tekankan Pentingnya Transformasi Ekonomi di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi

"Ini seharusnya menenangkan bagi siapapun yang khawatir ekonomi mungkin terlalu panas di tengah dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata kepala ekonom RSM Joseph Brusuelas.

Kekhawatiran varian Delta

Amerika menjadi salah satu negara yang turut khawatir penyebaran varian Delta.

Para ekonom mulai menurunkan perkiraan PDB AS untuk tahun ini akibat kekhawatiran tersebut.

Goldman Sachs (GS) misalnya, memangkas prospek ekonominya pada pekan ini karena belanja konsumen masih terlalu lamban.

Capital Economics pun memangkas proyeksi jadi 3,5 persen sepanjang tahun 2021 karena adanya pengurangan stimulus fiskal.

Baca juga: ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Jadi 4,1 Persen

Kabar baiknya, Jerome Powell memproyeksi, varian Delta tidak akan ditanggapi dengan penguncian (lockdown) ketat seperti pada awal pandemi, meski tetap harus ditangani secara serius karena mampu meredam pengeluaran konsumen yang mulai tumbuh seperti makan di luar dan bepergian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com