Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Bijih Nikel Menjanjikan, PAM Mineral Optimistis Raih Laba hingga 263 Persen

Kompas.com - 30/07/2021, 09:22 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan laporan keuangan interim akhir tahun 2020, PT PAM Mineral Tbk (NICL) membukukan penjualan senilai Rp 195,44 miliar dan laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp 28,45 miliar.

Sementara laba usaha perseroan tercatat sebesar Rp 33,57 miliar, dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 16,5 miliar pada bulan Desember 2019.

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka menilai, kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja perseroan di tahun 2019, yang mana saat itu perseroan masih mencatatkan kerugian komprehensif sebesar Rp 14,07 miliar di tahun 2019.

Baca juga: Kemenaker: 10 Juta Pekerjaan Baru yang Belum Pernah Ada Akan Muncul pada 2030

"Kenaikan laba usaha yang cukup signifikan tersebut disebabkan kenaikan pendapatan penjualan dari anak perusahaan, IBM yang cukup signifikan. Perseroan optimis penjualan nikel maupun laba usaha konsolidasi akan meningkat tajam pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya," jelas Ruddy dalam keterangan tertulis, Jumat (30/7/2021).

Sedangkan pada tahun ini, PAM Mineral menargetkan meraup laba bersih sebesar Rp 103 miliar atau meroket sebesar 263,46 persen dari laba bersih konsolidasi tahun 2020 yang diprediksikan sebesar Rp 28,45 miliar.

Dari sisi penjualan, volume penjualan diproyeksikan mencapai 1,8 juta metric ton (MT) pada tahun ini, naik 87,04 persen dari realisasi penjualan pada 2020 sebesar 695.034 metric ton.

Ruddy optimistis bisnis nikel yang bersumber dari anak usaha NICL yakni PT Indrabakti Mustika (IBM) ke depan cukup menjanjikan.

Ini seiring dengan tingginya permintaan bijih nikel di pasar domestik serta kecenderungan harga nikel yang semakin meningkat.

Baca juga: Berkat Kendaraan Listrik, NICL Optimistis Bisnis Nikel Cerah

Terlebih, pemerintah sedang mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai Indonesia yang bekerja sama dengan produsen mobil listrik dunia, LG Chem (Korea) dan CATL (China).

Pabrik baterai tersebut ditargetkan untuk mulai beroperasi pada 2023.

Oleh karena itu, nikel berkadar rendah akan banyak dibutuhkan untuk campuran dengan jenis logam cobalt sebagai bahan baku baterai.

Di sisi lain, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus meningkat, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter.

Dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, NICL berkeyakinan dapat memiliki sumber daya 28 juta ton lebih bijih nikel.

Baca juga: Demi Mobil Listrik, Luhut Resmikan Smelter Nikel Senilai Rp 14 Triliun di Pulau Obi

Dari 28 juta bijih nikel tersebut, lanjut Ruddy, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah.

Selain bijih nikel kadar tinggi, Perseroan saat ini juga telah melakukan penjualan bijih nikel kadar rendah ke smelter yang ada.

Untuk rencana jangka pendek, perseroan berupaya memenuhi target sebanyak 1,8 juta metric ton bijih nikel sesuai Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB).

Untuk jangka menengah dan panjang, perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan cara mengakuisisi ataupun mencari tambang baru. Dengan demikian, pertumbuhan kinerja perseroan bisa lebih tinggi lagi.

Baru-baru ini, PAM Mineral melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 2 miliar saham kepada publik.

Baca juga: Potensi Nikel Besar, Luhut Sebut RI Punya Posisi Tawar yang Kuat

Besaran saham itu setara dengan 20,7 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Dengan harga IPO sebesar Rp 100 per saham, perseroan menerima dana segar Rp 200 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com