Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

WFH Dirasa Penuh Tantangan oleh Sejumlah Karyawan, Ini Tanggapan Psikolog

Kompas.com - 30/07/2021, 20:26 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

Tanggapan psikolog

Psikolog Klinis Eka Hospital Bumi Serpong Damai (BSD) Reynitta Poerwito mengatakan, tantangan WFH akan sangat bergantung pada bagaimana seorang karyawan merespons situasi tersebut.

Baca juga: Sinar Mas Mining Buka Lowongan Kerja bagi S1 dan S2

Menurut Reynitta, setiap orang membutuhkan solusi unik dan berbeda. Solusi ini bisa diperoleh dengan mengacu pada akar permasalahan terlebih dahulu.

Ia mengatakan, setiap orang membutuhkan jadwal kegiatan sebagai pedoman selama WFH agar tidak terlena atau keenakan berada di rumah dan tahu apa yang harus dilakukan.

“Bukankah aktivitas kita di kantor juga terjadwal, di mana kita tahu persis jam berapa mesti berada di sana, kapan mulai bekerja, kemudian makan siang, kembali bekerja, kapan saja harus meeting,” kata Reynitta.

Jadwal kegiatan yang akan dibuat, kata dia, juga harus mempertimbangkan aktivitas kegiatan rumah tangga yang di luar pekerjaan.

Reynitta menyarankan, agar para karyawan yang menjalankan WFH tidak berharap terlalu tinggi terhadap diri sendiri.

Baca juga: Ini Strategi Sinar Mas Agribusiness and Food Cegah Kebakaran Hutan

Menurutnya, setiap orang perlu memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk beradaptasi dengan situasi pandemi. Sebab, pandemi adalah kejadian luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Kata Reynitta, mengalami beragam emosi atau perilaku yang tak pernah terjadi sebelum pandemi merupakan hal yang normal.

“Misalkan, biasanya bekerja di kantor dengan bersemangat, kini timbul perasaan selalu ingin bersantai kala berada di rumah. Jika biasanya jarang marah ke anak-anak, sekarang justru merasa anak-anak semakin rewel dan mudah memancing amarah. Hal semacam itu normal,” jelas Reynitta.

Menurutnya, ragam emosi dan perilaku yang tak biasa selama pandemi muncul karena seseorang sudah lama tidak memiliki waktu bersantai untuk diri sendiri alias me time.

Baca juga: Genjot Produksi Kelapa Sawit, Sinar Mas Agribusiness and Food Terus Maksimalkan Penggunaan Teknologi

Lowering your expectation actually saving you from a lot of stress. (Menurunkan ekspektasi akan menyelamatkan kamu dari stres berat). Cobalah menjalani kehidupan dan aktivitas hari demi hari, mengingat kita tengah menghadapi sesuatu (pandemi) yang tidak dapat kita kontrol dan perkirakan,” pesan Reynitta.

Perasaan tentang jam kerja yang tak pasti, sensasi layaknya sedang diamati saat bekerja di rumah, juga perlu disikapi dengan mengontrol pikiran masing-masing.

Reynitta menilai, stress management bukan tentang bagaimana cara seseorang untuk mengubah lingkungan atau situasi, melainkan bagaimana cara menghadapi situasi yang sedang terjadi.

“Bukan situasi yang menimbulkan tekanan dalam diri kita, namun pikiran kita yang mengakibatkannya. Untuk dapat melaluinya, kita mesti terlebih dulu menerima memang demikian kenyataan yang ada, dengan begitu kita akan lebih tenang,” jelasnya.

Baca juga: Tak Ikut SNMPTN 2021, Yuk Coba Beasiswa Kuliah dari Sinar Mas

Ia pun menyarankan agar para karyawan melihat hal positif yang dapat dipetik dari WFH.

“Toh kita mendapatkan keuntungan lain dengan adanya WFH, misalnya tidak perlu bangun terlalu pagi, bermacet-macetan ke kantor, atau tiba di rumah larut malam,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com