Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Exchange Traded Fund, Keuntungan dan Risikonya

Kompas.com - 02/08/2021, 06:35 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Gembong menjelaskan bahwa dengan membeli ETF, maka kamu membeli sekelompok saham dengan kualitas yang bagus dan likuid dengan modal yang kecil.

Misalnya, kamu beli ETF XPTD, berarti kamu seperti membeli seluruh saham yang ada di indeks IDX30 tersebut dengan bobot 30 saham tersebut sama dengan bobot indeks IDX30. Contoh ialah bobot saham BCA sebesar 30 persen dari IDX30.

2. Fleksibel
ETF bisa diperjualbelikan kapanpun selama berada di jam perdagangan, layaknya seperti saham.

3. Rendah risiko dan biaya
Transaksi ETF, dalam hal ini pembelian atau penjualan, management fee dari Manajer Investasi relatif lebih rendah dari reksa dana. Ada juga biaya ETF di pasar sekunder sesuai dengan komisi borker.

“Secara risiko, ETF ini risikonya lebih rendah karena likuiditas terjamin dan investasi pada indeks yang aset dasarnya di indeks LQ45 atau IDX30,” kata Gembong.

4. Transparansi
Biasanya, komposisi ETF diumumkan setiap hari, sehingga investor bisa tahu dengan pasti soal saham-saham yang dimiliki oleh reksa dana ETF ini.

Bahkan NAB/UP atau harga ETF dipublikasikan oleh dealer partisipan beberapa kali dalam satu menit, sehingga investor yang ingin transaksi baik membeli atau menjual unit penyertaan ETF akan tahu persis nilai saham yang ditransaksikannya.

Tentu hal ini berbeda dengan reksadana saham, misalnya. Reksadana saham yang biasanya hanya dapat diperjualbelikan unit penyertaannya satu kali sehari dengan cut off time pukul 13.00 dan keterbukaannya pada saat transaksi.

“Investor tidak mengetahui harga detail dari unit penyertaannya dan komposisi saham pembentuk unit penyertaan tersebut,” sebut Gembong.

Baca juga: Mengenal Reksadana Pasar Uang Beserta Untung Ruginya

Kekurangan ETF
Meski memiliki banyak kelebihan, nyatanya ETF juga memiliki kekurangannya seperti berikut.

1. Biaya pajak capital gain
Ketika Investor menjual reksadana ETF-nya di bursa efek, terdapat biaya pajak yang harus dibayarkan kepada Pemerintah. Besar pajaknya adalah final 0,1 persen dari nilai penjualan.

Ketentuan tersebut tidak lagi melihat apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualannya. Tentu saja hal ini berbeda bila kamu membeli reksa dana yang bukan objek pajak.

2. Biaya spread (selisih harga jual dan beli)
Dalam ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan. Tentu berbeda dengan reksadana biasa yang selalu dibeli dan dijual kembali pada Nilai Aktiva Bersih (NAB).

“Investor ETF yang menjual unit pernyertaannya harus menanggung biaya yang merupakan selisih antara harga jual dan harga beli,” kata Gembong. (Retna Gemilang)

 Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung  jawab Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com