Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Isu Tesla Bakal Merger dengan Apple, Ini Respons Elon Musk

Kompas.com - 02/08/2021, 07:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEWYORK, KOMPAS.com - CEO Tesla Elon Musk membantah adanya pertemuan dengan pendiri Apple, Tim Cook, untuk membahas penggabungan (merger) dua perusahaan raksasa itu.

Mengutip Bloomberg, Senin (2/8/2021), Musk mengatakan bahwa dia tidak pernah bertemu dengan Cook untuk membahas merger.

"Cook dan saya tidak pernah berbicara atau menulis (soal merger) satu sama lain," cuit Musk dalam akun Twitternya.

Baca juga: Simak, Ini 3 Mata Uang Kripto yang Dimiliki Elon Musk

Adapun pernyataan ini dilontarkan Musk untuk menanggapi sebuah buku yang membahas soal kemungkinan merger. Buku itu menyebut, Musk sempat menelepon Cook pada tahun 2016 untuk menawarkan Tesla.

Buku tersebut juga mengklaim diskusi merger berakhir ketika Musk menyatakan niatnya untuk mengganti posisi Cook sebagai CEO Apple yang merupakan bagian dari kesepakatan.

Menurut cerita yang terungkap dalam ulasan Wall Street Journal, Cook kemudian menutup teleponnya ketika tawaran itu datang setelah mengucap sumpah serapah ke Elon Musk.

"Ada titik di mana saya pernah memintanya bertemu untuk membicarakan Apple membeli Tesla. Tapi tidak ada persyaratan akuisisi yang diusulkan, Cook sama sekali menolak pertemuan itu. Tesla bernilai sekitar 6 persen dari nilai hari ini," tutur Musk.

Apple juga membantah anekdot dalam buku tersebut, merujuk komentar Cook di Podcast New York Times yang tayang baru-baru ini.

"Anda tahu, saya belum pernah berbicara (soal merger) dengan Elon Musk, meskipun saya sangat mengagumi dan menghormati perusahaan yang dia bangun," kata Cook.

Terlepas dari itu, Musk juga mencuit soal mahalnya biaya Apple Store untuk perancang aplikasi.

Baca juga: Elon Musk Buka Kemungkinan Terima Kembali Bitcoin untuk Pembayaran Tesla

Asal tahu saja, baru-baru ini pembuat game terkenal "Fortnite", Epic Games, menggugat Apple terkait biaya toko di Apple Store ini. Epic menuduh Apple menggunakan dominasi pasarnya untuk mengambil biaya dari aplikasi di AppStore.

Epic menyoroti praktik Apple yang memaksa aplikasi untuk membagikan 15 persen-30 persen dari pendapatan aplikasi. Untuk menghindari komisi itu, Epic melanggar aturan Apple ketika memperkenalkan sistem pembayaran dalam aplikasinya sendiri di "Fortnite"

"Biaya toko aplikasi di Apple Store adalah pajak global de facto di Internet. Epic benar," cuit Musk.

Baca juga: Mau Investasi Bitcoin Pakai Cara Elon Musk? Ini 4 Strateginya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com