Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Kasus Covid-19 Harian Turun 50 Persen, Luhut: Kita Tetap Harus Berhati-hati

Kompas.com - 03/08/2021, 07:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penerapan PPKM Level 4 dan Level 3 hingga 2 Agustus 2021 telah berdampak positif terhadap penanganan pandemi.

Dia mengatakan, angka kasus harian Covid-19 di Jawa dan Bali turun sebesar 50 persen dari puncak kasus Covid-19 pada 15 Juli 2021.

"Kalau kita lihat, sejak puncaknya pada 15 Juli 2021, sampai dengan hari ini menunjukkan penurunan, angkanya itu sudah 50 persen. Ini saya kira memberikan harapan yang bagus tapi kita tetap harus berhati-hati karena menghadapi varian delta ini," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4 di 21 Provinsi Luar Jawa-Bali

Kendati telah mengalami penurunan kasus aktif, lanjut Luhut, pemerintah tetap melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dan Level 3 di sejumlah wilayah Jawa-Bali hingga 9 Agustus 2021 mendatang.

Ia menjelaskan, dalam periode PPKM sepekan ke depan, terdapat 12 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang masuk ke kategori Level 3, dan satu kabupaten/kota yang masuk ke Level 2. Sementara beberapa wilayah akan kembali menerapkan PPKM Level 4.

Luhut bilang, bahkan terdapat sejumlah daerah yang malah kembali ke tingkat Level 4 dari sebelumnya berada di level yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan masih tingginya tingkat kematian pasien Covid-19 di beberapa daerah.

Kondisi itulah yang membuat pemerintah memutuskan untuk kembali memperketat pembatasan mobilitas masyarakat.

"Ada beberapa daerah yang memang dibutuhkan perhatian khusus karena masih tingginya jumlah kasus terkonfirmasi, positivity rate, dan juga jumlah kematian warganya seperti Bali, Malang Raya, DIY, dan Solo Raya," ungkapnya.

Namun Luhut memastikan, pemerintah telah merespon kondisi yang ada di wilayah-wilayah tersebut, sehingga diharapkan dalam penerapan PPKM kali ini kasus penularan dan kematian akibat Covid-19 bisa berkurang.

Menurut dia, masih tingginya kasus kematian pasien Covid-19 disebabkan banyaknya masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, dan telat untuk mendapatkan perawatan insentif di rumah sakit yang akhirnya menyebabkan kematian karena saturasi oksigen secara rata-rata berada di bawah 90.

Oleh sebab itu, pemerintah mendorong penambahan pembukaan isolasi terpusat di wilayah-wilayah yang menjadi perhatian khusus. Serta mendorong peran TNI-Polri dan pemerintah daerah (pemda) untuk terlibat ajtif dalam proses 3T atau testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan).

Baca juga: Luhut Minta Pasien Covid-19 Lakukan Isolasi Terpusat, Ini Alasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com