“Pegadaian, kita tahu sebenarnya hadir untuk memberikan likuiditas jangka pendek bagi masyarakat yang membutuhkan, sementara PNM melayani perusahaan yang relatif baru dan belum memiliki akses terhadap perbankan sehingga memerlukan jasa modal ventura,” ungkapnya.
Baca juga: Gubernur BI: Bank Lebih Mudah Salurkan Kredit Jika UMKM Berkelompok
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengungkapkan, holding ultra mikro (UMi) akan menjadi solusi dalam kemajuan segmen usaha melalui akses pendanaan yang lebih murah dan cepat. Menurut dia, ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro melalui penguatan ketahanan ekonomi.
"Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Kami sudah memetakan sinergi yang dapat dilakukan di BUMN untuk menguatkan keberpihakan kepada pengusaha ultra mikro,” ujar Erick.
Tanpa holding BUMN di segmen UMi saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam akses pembiayaan. Seperti, biaya overhead yang tinggi karena model pemberdayaan membutuhkan pendampingan dan penyuluhan intensif.
Selain itu juga, kurangnya sumber daya manusia membuat UMi sulit dijangkau. Sementara dari sudut pandang perseroan, tanpa adanya holding, segi pendanaan berbiaya relatif tinggi karena mengandalkan pinjaman dari pasar modal.
“Pembiayaan pun bergantung kondisi pasar sehingga terdapat potensi kegagalan refinancing. Holding pun dilakukan dengan tetap mempertahankan model bisnis gadai dari Pegadaian, konsep pemberdayaan sosial dari PNM, dengan BRI sebagai pendorong pertumbuhan karena merupakan perseroan terbesar dari ketiga BUMN tersebut,” jelas Erick.
Baca juga: Viral Cuitan Nasabah Mengaku Kehilangan Uang di BRI, Berakhir Klarifikasi Minta Maaf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.