Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding Ultra Mikro Dorong UMKM Naik Kelas

Kompas.com - 03/08/2021, 09:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com – Progres pembentukan holding ultra mikro saat ini tengah berjalan. Terkini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menerbitkan rights issue melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD).

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira, aksi korporasi yang dilakukan BRI ini merupakan bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro bersama dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).

“Holding BUMN ultra mikro akan bergantung pada pemanfaatan dana right issue,” ungkap Bhima dalam siaran pers.

Bhima mengungkapkan ada banyak manfaat yang didapat oleh UMKM melalui pembentukan holding ultra mikro BUMN. Salah satunya adalah mendorong literasi perbankan, meningat ada 91,3 juta orang yang berprofesi sebagai pengusaha mikro masih unbankable (tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal).

Baca juga: Bentuk Holding Ultra Mikro, BRI Right Issue 28 Miliar Lembar Saham

“Melalui holding ultra mikro, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. Harapannya dana hasil right issue bisa mengalir sepenuhnya untuk pembiayaan mikro yang murah,” ujar dia.

Adapun korporasi BUMN yang terlibat dalam holding ini, yakni BRI, Pegadaian, dan PNM. Korporasi tersebut juga dinilai bisa saling menunjang. Di sisi lain, jika seluruh hasil right issue digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro maka akan sangat berimbas pada penyerapan tenaga kerja.

“Serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat. Selama masa pandemi ada 19 juta tenaga kerja yang terdampak, sebagian terpaksa menjadi pengusaha mikro agar bertahan. Jadi support pendanaan sangat penting agar mereka bisa bertahan," ujar dia.

Bhima mengatakan Holding ultra mikro juga bermanfaat dalam hal scale up untuk pelaku usaha mikro. Melalui scale up, diharapkan meningkatkan kemampuan usaha pelaku mikro untuk berkembang, utamanya meningkatkan potensi dan peluang usahanya.

"Harapannya satu tahun mendapat pembiayaan ultra mikro, kemudian menjadi usaha kecil dan seterusnya naik kelas lepas dari kategori UMKM,” ujarnya.

Holding ultra mikro juga berdampak terhadap digitalisasi pembiayaan. Namun, tentunya butuh integrasi dari sisi logistik, bahan baku sampai digitalisasi pemasaran.

“Jika BRI bisa mendorong integrasi layanan dan kolaborasi dengan pemain digital lain maka bisa melengkapi ambisi mendorong scale up usaha mikro dan ultra mikro,” jelas dia.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, dana kelola yang dipegang oleh holding, bisa dipergunakan untuk mendorong UMKM, terutama usaha mikro dapat naik kelas pada kemudian hari.

Salah cara mendorong UMKM naik kelas salah satunya melalui holding. Menurut dia melalui holding, akan ada revitalisasi pada masing-masing institusi untuk dapat mendorong UMKM bertumbuh.

“Naik kelasnya usaha mikro ke usaha kecil dan ke usaha menengah saya kira secara tidak langsung juga bisa mengisi gap usaha menengah yang proporsinya terhadap total usaha di Indonesia masih relatif kecil,” ucapnya.

Menurut Yusuf, BRI merupakan bank yang juga fokus terhadap pembiayaan usaha mikro. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk perluasan pembiayaan yang lebih besar. Sedangkan Pegadaian dan PNM mempunyai kekhususan peran dan kapasitas masing-masing yang selama ini dijalaninya.

“Pegadaian, kita tahu sebenarnya hadir untuk memberikan likuiditas jangka pendek bagi masyarakat yang membutuhkan, sementara PNM melayani perusahaan yang relatif baru dan belum memiliki akses terhadap perbankan sehingga memerlukan jasa modal ventura,” ungkapnya.

Baca juga: Gubernur BI: Bank Lebih Mudah Salurkan Kredit Jika UMKM Berkelompok

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengungkapkan, holding ultra mikro (UMi) akan menjadi solusi dalam kemajuan segmen usaha melalui akses pendanaan yang lebih murah dan cepat. Menurut dia, ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro melalui penguatan ketahanan ekonomi.

"Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukan keberpihakan kepada sektor ultra mikro. Kami sudah memetakan sinergi yang dapat dilakukan di BUMN untuk menguatkan keberpihakan kepada pengusaha ultra mikro,” ujar Erick.

Tanpa holding BUMN di segmen UMi saat ini, banyak kendala yang dihadapi dalam akses pembiayaan. Seperti, biaya overhead yang tinggi karena model pemberdayaan membutuhkan pendampingan dan penyuluhan intensif.

Selain itu juga, kurangnya sumber daya manusia membuat UMi sulit dijangkau. Sementara dari sudut pandang perseroan, tanpa adanya holding, segi pendanaan berbiaya relatif tinggi karena mengandalkan pinjaman dari pasar modal.

“Pembiayaan pun bergantung kondisi pasar sehingga terdapat potensi kegagalan refinancing. Holding pun dilakukan dengan tetap mempertahankan model bisnis gadai dari Pegadaian, konsep pemberdayaan sosial dari PNM, dengan BRI sebagai pendorong pertumbuhan karena merupakan perseroan terbesar dari ketiga BUMN tersebut,” jelas Erick.

Baca juga: Viral Cuitan Nasabah Mengaku Kehilangan Uang di BRI, Berakhir Klarifikasi Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com