Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Disebut Kereta Api Meski Bertenaga Diesel atau Listrik?

Kompas.com - 04/08/2021, 05:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mungkin banyak orang yang bertanya, mengapa moda transportasi berbasis rel di Indonesia disebut dengan kereta api. Padahal, kereta yang dimaksud digerakan oleh tenaga diesel dan listrik.

Perusahaan BUMN operator kereta Tanah Air, juga mencantumkan api dalam nama resminya, PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Penamaan kereta api sendiri bukan serapan dari bahasa asing. Kereta api dalam Bahasa Inggris adalah train, sementara dalam Bahasa Belanda kereta api adalah trein. Dari mana asal muasal istilah kereta api?

Dikutip dari Harian Kompas, kereta api boleh dibilang sebagai transportasi massal paling tua yang berkembang di Indonesia. Mulai dari tahun 1864, kereta itu dijalankan dengan api melalui pembakaran batubara atau kayu yang dibakar.

Baca juga: Mengapa Pemerintah Hindia Belanda Melaksanakan Tanam Paksa?

Kereta sendiri merupakan istilah umum Bahasa Melayu untuk penyebutan kendaraan. Karena di awal kemunculan kereta api di Hindia Belanda, tenaga kereta berasal dari kayu bakar, sehingga kemudian disebut kereta bermesin api.

Lalu kemudian dipersingkat menjadi kereta api. Kereta api boleh dibilang sebagai transportasi massal paling tua yang berkembang di Indonesia.

Sejarah kereta api di Indonesia

Setelah Tanam Paksa diberlakukan pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van den Bosch pada tahun 1825-1830, muncul gagasan membangun kereta api.

Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dari sistem kerja paksa tersebut. Apalagi, saat itu kondisi jalan terbatas sehingga pengangkutan barang pun bakal terbatas pula.

Baca juga: PG Colomadu, Simbol Kekayaan Raja Jawa-Pengusaha Pribumi era Kolonial

Dibangunlah jalur pertama kereta api, yakni Semarang-Tanggung, sejauh 26 kilometer oleh Nederlands-Indiche Spoorweg Maatschappij (NISM NV).

Pembangunan pertama kali dilakukan pada Jumat, 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr LAJ Baron Sloet van den Beele di Desa Kamijen. Disusul jalur kereta api Semarang-Surakarta (110 kilometer).

Setelah itu, jalur kereta api pun dibangun di sejumlah wilayah, seperti menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Surabaya, untuk pengangkutan komoditas.

Sejarah kereta api berlanjut setelah proklamasi negara menjadi Republik Indonesia. Puncaknya adalah pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung pada tanggal 28 September 1945.

Baca juga: 7 Kota di Indonesia yang Dibangun Penjajah Belanda dari Nol

Tanggal 28 September kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Kereta api merupakan alat transportasi massal yang biasanya terdiri dari lokomotif dan rangkaian kereta.

Rangkaian kereta ini disebut juga gerbong. Sebuah lokomotif dapat menarik beberapa gerbong. Gerbong-gerbong ini dapat mengangkut penumpang dan barang yang banyak.

Baca juga: Apa Saja Infrastruktur Peninggalan Penjajahan Jepang di Indonesia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Dapat THR, Bayar Utang atau Ditabung?

Earn Smart
Literasi Keuangan yang Terlupakan

Literasi Keuangan yang Terlupakan

Whats New
Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Naik Rp 6.000, Ini Rincian Harga Emas Antam 19 Maret 2024

Whats New
Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

Raih Keuntungan Berlipat Saat Ramadhan, Ini 6 Jurus Jitu Dongkrak Penjualan di Lazada

BrandzView
Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik, Kemenaker: Kami Sudah Berkomunikasi dengan Direksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com